• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Opini

Ibu Pahlawan Negara

Ibu Pahlawan Negara
Kegiatan Taman Bacaan Masyarakat KOPRI Kabupaten Bekasi dalam kegiatan Advokasi Masyarakat Kp Pilar. (Foto: NU Online Jabar)
Kegiatan Taman Bacaan Masyarakat KOPRI Kabupaten Bekasi dalam kegiatan Advokasi Masyarakat Kp Pilar. (Foto: NU Online Jabar)

Oleh Resti MPPS

Umumnya bela negara selalu dikaitkan dengan upaya mempertahankan negara dari ancaman serangan militer dari negara asing. Namun hakikatnya, bela negara adalah bentuk kecintaan kepada bangsa dan negara oleh masyarakat Indonesia melalui banyak cara.

 

Setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama untuk melakukan pembelaan terhadap negara tanpa terkecuali. Berdasarkan UU 1945 Pasal 27 ayat 3 yang mengamanatkan setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. 

 

Berkenaan dengan posisi strategis kaum perempuan dalam usaha bela negara bagaimana dalam menjalani aktivitas dengan bekerja dan berkarya dengan baik sesuai dengan kemampuannya. 

 

Kemampuan wanita untuk berkarya dan bekerja ini tentunya mampu menjadi media untuk menyalurkan rasa cinta dan bangga menjadi bagian dari negara Indonesia.

 

Dalam mewujudkan Bela Negara di saat ini tidak harus ikut berperang namun perempuan bisa melakukan apapun sesuai dengan kemampuannya masing-masing, 

 

Seperti seorang ibu rumah tangga yang mengoptimalkan perannya untuk mendidik pemimpin bangsa masa depan agar menjadi generasi yang berkualitas serta mampu menghadapi tantangan global untuk kepentingan Bangsa dan Negara.

 

Pembangunan karakteristik bangsa oleh seorang ibu bisa dilakukan dengan memberikan pengajaran tentang ideologi negara dan bagaimana mengimplementasikannya sesuai dengan UUD 1945. Pada catatan sejarah Indonesia, sebelum Indonesia merdeka banyak perempuan-perempuan hebat yang turut andil dalam bela negara.

 

Seperti R.A Kartini yang melakukan bela negaranya dengan memberikan kontribusi di bidang pendidikan, Cut Nyak Dhien yang ikut membela negara dengan berperang bersama suaminya dan masih banyak perempuan perempuan hebat lainnya yang ikut serta juga.

 

Kalau dilihat dari R.A Kartini bela negara tidak hanya kita harus berperang saja namun  kita bisa melakukannya dengan memberikan kontribusi apa saja yang bisa berdampak baik bagi negara ataupun rakyatnya.

 

19 Desember 2022 sebagai momentum refleksi wujud kepahlawanan atas membela negara semestinya tidak hanya diukur dari pengorbanan fisik yang bersifat materialistik Namun, juga semua jenis pengorbanan untuk eksistensi keagamaan, kemanusiaan, dan peradaban.

 

Mestinya kepahlawanan dapat disematkan pada perempuan yang berkorban untuk umat dan negara. Baik di bidang akomodasi, medis, pendidikan, hingga bidang-bidang lainnya.

 

Jika tolok ukurnya demikian, akan banyak perempuan yang berhak atas apresiasi dan dukungan-dukungan moril dan material karena kiprah pengorbanan perempuan yang riil di lapangan.

 

Penulis adalah aktivis Perempuan KOPRI PC PMII Kabupaten Bekasi.


Opini Terbaru