Aku tiba-tiba ingat lagi cerita ibu Sinta. Beliau dan suaminya (Gus Dur) meninggalkan "istana" nya di Tebuireng, Jombang, tanpa membawa bekal yang cukup, menuju Jakarta. Padahal Gus Dur adalah "putra mahkota".
Dalam sistem Pesantren tradisional, kepemimpinan dilakukan melalui keturunan. Gus Dur tak mengambil posisi itu.
Lalu keduanya ngontrak rumah sederhana.
Baca Juga
Kisah Gus Dur Dikepung Naga Hijau
Gus Dur mencari nafkah dengan menulis di media masa dan ibu Sinta mengemas-ngemas dan membungkusi kacang goreng dengan plastik lalu dikunci dengan api lilin, untuk dijual ke warung-warung kecil di sekitarnya.
Gus Dur tak ingin bergantung kepada siapapun kecuali kepada Allah. Dirinya milik Allah. Maka ia terserah kepada-Nya. Dan Allah Maha Kasih kepada semua ciptaan-Nya.
KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU
Terpopuler
1
Tanah Air, Takwa dan Tanggung Jawab Menanam: Memaknai Kemerdekaan dari Sajadah ke Sawah
2
Khutbah Jumat Kemerdekaan: Belajar Mencintai Tanah Air dari Para Nabi dan Ulama
3
KH Said Aqil Siroj Tegaskan Memuji Nabi Tradisi Ahlussunnah wal Jamaah yang Harus Dijaga
4
MA Plus Al Hikam Peringati Hari Pramuka ke-64, Tekankan Pentingnya Pendidikan Karakter
5
LTM PCNU Cianjur Siapkan Pelatihan Manajemen Masjid, Bakal Hadirkan Tokoh Nasional
6
Alami Krisis Air Bersih, Mahasiswa KMNU ITB Terapkan Teknologi Pengolahan Air di Garut
Terkini
Lihat Semua