Opini

Citarum Sebuah Cermin: Kelanjutan Program Citarum Harum

Selasa, 21 Mei 2024 | 07:55 WIB

Citarum Sebuah Cermin: Kelanjutan Program Citarum Harum

Ilustrasi sungai. (Foto: NU Online/freepik)

Program Citarum Harum sudah mengeluarkan investasi yang tidak murah. Peraturan Presiden  untuk program Citarum harum ini akan selesai di tahun 2025, tetapi bukan berarti upaya pelestarian sungai Citarum akan berhenti, hanya saja tanggung jawabnya akan diserahkan ke pemerintah daerah. 


Dari dua belas program ada enam program yang dianggap sudah berhasil yaitu penanganan lahan kritis, penanganan limbah industri, pengelolaan limbah peternakan, pengendalian pemanfaatan ruang, edukasi dan pemberdayaan masyarakat, serta program riset dan pengembangan.


Adapun enam program yang masih harus ditingkatkan adalah penanganan air limbah domestik, penanganan sampah, keramba jaring apung, pengelolaan sumber daya air dan pariwisata, penegakan hukum, serta pengelolaan data informasi, dan hubungan antar lembaga. 


Dalam paparan keberhasilan program di atas, yang ditunjukkan dengan meningkatnya indeks kualitas air, dikatakan adanya keberhasilan penanganan limbah industri. Hal ini perlu dikaji ulang  dan diteliti lebih lanjut, karena pada periode 2020-2023 industri secara umum, khususnya industri textile mengalami penurunan produksi karena pandemi covid-19.

 

Apakah pada periode tersebut industri di sekitar sungai Citarum telah benar-benar mengolah air limbahnya secara baik? Atau terjadi penurunan produksi yang mengurangi volume pembuangan air limbah ke sungai Citarum sehingga beban pencemaran otomatis berkurang


Salah satu keberhasilan program Citarum harum adalah keterlibatan TNI yang selama hampir lima tahun cukup serius menjalankan tugasnya. Setelah TNI tidak terlibat langsung di lapangan tentu diperlukan partisipasi masyarakat yang lebih aktif dan bersungguh - sungguh. 


Tidak mungkin tentara diminta untuk terus mengawal program Citarum. Kalaupun terlibat, juga bukan di depan dan yang bertanggung jawab. TNI itu sifatnya membantu, mendukung,” katanya dalam diskusi daring, Jumat, 13 Januari 2023 malam. “Kuncinya adalah partisipasi publik”. Demikian yang dikatakan oleh Letnan Jenderal (Purnawirawan) Doni Monardo, mantan Pangdam III/Siliwangi sekaligus salah satu pencetus program Citarum Harum. (sumber PR on line, januari 2023).


Keberadaan TNI ini, yang bisa jadi membuat masyarakat takut dan segan untuk melakukan pencemaran Citarum, akan tetapi ada sebuah pertanyaan besar, apakah setelah TNI kembali ke barak, sungai  Citarum akan semakin harum atau kembali ke kondisi sebelumnya? 


Banyak sebagian kalangan yang khawatir, sungai Citarum akan kembali memburuk setelah kehilangan TNI, khususnya dalam penanganan sampah. Ketika  saat ini saja, TNI masih hadir menjadi tim Satgas, sebagian masyarakat masih ada yang berani dan tidak sungkan membuang sampah ke Citarum. Bagaimana jika TNI benar-benar ditarik?


Berbeda dengan limbah industri yang memiliki sangsi hukum jika ada industri yang melanggar, limbah domestik dan sampah rumah tangga tidak demikian adanya, sehingga benar-benar diperlukan sebuah


kesadaran warga. 


JIka setelah ini, kondisi sungai Citarum bisa bertahan bahkan bisa lebih baik lagi, maka program Citarum harum bisa dikatakan berhasil dan kita layak berbangga hati. 


Akan tetapi jika kondisi sungai Citarum ini kembali ke kondisi semula yang hanya dijadikan comberan, septic tank raksasa dan sungai plastik maka program Citarum harum belumlah berhasil. 


Bilamana kondisi kedua yang terjadi, maka bisa disimpulkan bahwa masyarakat yang berhenti melakukan pencemaran sungai Citarum selama ini bukan karena kesadaran pribadi, tetapi karena takut dan segan dengan kehadiran TNI. 


Nihilnya sebuah kesadaran berhubungan erat dengan pendidikan. Salah satu penyebab utamanya  dipengaruhi oleh tujuan pendidikan nasional kita yang meniadakan unsur pelestarian lingkungan hidup ada di dalamnya. 


Kondisi sungai Citarum ke depan adalah sebuah cermin  dari sistem nilai dan peradaban yang telah kita bangun sejak kemarin sampai hari ini. 


Arief Agus T, Koord NU Jabar Peduli Lingkungan, Ketua LPBI NU Kota Bandung