• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Selasa, 30 April 2024

Ngalogat

KOLOM BUYA HUSEIN

Socrates Sang Zahid atau Ugahari

Socrates Sang Zahid atau Ugahari
Socrates. (Foto: NU Online/freepik)
Socrates. (Foto: NU Online/freepik)

Sokrates, filsuf terbesar Yunani, guru filsuf Platon. Pribadinya amat bersahaja, zuhud atau ugahari. Wajahnya tak menarik. Anak orang biasa. Hidupnya dihabiskan untuk mencari kebenaran melalui cara dialektika, "ngobrol", bertanya dan bertanya saja, tak ingin menggurui. apalagi merasa diri paling benar atau mengetahui segala. Kata-katanya yang sangat terkenal : "Yang aku tahu adalah bahwa aku tidak tahu".


Ia suka nongkrong di warung-warung rakyat jelata dan berbincang-bincang dengan mereka dengan santai. Isterinya tak cantik bahkan dikenal "Galak" atau "cerewet". Dan ini adalah pilihannya sendiri. Aku sengaja memilihnya agar aku bisa sabar. 


Ia juga tak berhasrat popularitas atau pujian orang. Banyak tokoh masyarakat, pejabat tinggi tak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaannya yang filosofis. Ia mengajarkan etika ketuhanan dan kemanusiaan. 


Namanya amat populer di kalangan generasi muda yang cerdas dan kritis serta para intelektual progresif. Mereka mengaguminya. Konon akibatnya caranya berdialektika dan kritis itu banyak pejabat tinggi negara dan sejumlah tokoh agama yang merasa dirinya paling hebat, cemburu berat dan membencinya setengah mati.


Mereka, "para tokoh" Politik dan kultural yang merasa diri hebat dan mengetahui segala hal itu acap merasa tersinggung oleh kritik dan pertanyaannya yang tajam Sokrates itu lalu berkolaborasi merekayasa kesalahan Socrates. Mereka menuduhnya "merusak tatanan sosial-budaya-keyakinan publik".


Sokrates akhirnya diadili dan divonis mati dengan cara minum racun, sebuah cara mati yang dia pilih sendiri. Ia sebenarnya bisa lari. Tetapi dia taat pada keputusan hukum, meski dinilai publik tidak adil.


Keberaniannya dalam menghadapi maut digambarkan dengan indah dalam Phaedo karya besar Platon, murid Sokrates.  


Kematian Sokrates karena keputusan pengadilan yang dijatuhkan kepadanya yang tidak adil itu menjadi salah satu peristiwa peradilan paling bersejarah menurut masyarakat.


Sang Zahid. Ugahari

Isteri Socrates ditanya temannya: Kebaikan apa yang kamu lihat dari suamimu?. "Oh. Dia itu masuk dan keluar rumah dengan wajah yang sama", jawabnya. 


Seorang teman bertanya apa maksudnya?. Aku menduga-duga saja: maknanya pujian tak membuat Socrates menjadi bangga dan sombong.  Dan caci maki orang terhadapnya tak membuatnya marah dan dendam. Dia seorang ugahari, seorang zahid.


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustastar PBNU


Ngalogat Terbaru