Mari Ber-NU Secara Kaffah

Oleh KH A. Ruhyat Hasby 

Pada sebuah pertemuan dengan MWCNU, seorang ketua ranting NU dalam sesi dialog mengajukan sebuah pertanyaan lucu, yang membuat saya tersenyum sekaligus kaget, 

"Maaf ketua, saya mau nanya mengapa lambang NU kok bola dunia, bukan masjid atau Ka'bah? Terus kok diikat tambang, bukannya pake tasbih?" 

Gus Wahid yang menemani saya waktu itu tertawa ngakak, lalu  berbisik, 

"Kok NU Karawang seperti ini. Kang? Kok belum tahu arti lambang NU?" 

Inilah kondisi NU di Karawang dan Jawa Barat pada umumnya, mereka belum paham betul apa itu NU, tahunya NU ya tukang tahlilan, maulidan, rajaban.

Malah ada pengalaman saya yang mungkin tidak akan ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa timur, saat kami pasang bendera NU, ada orang yang nanya.

"Lho, Pak, maaf ini bendera partai apa, ya?

Inilah kondisi real di lapangan.

Masyarakat hanya tahu NU ya itu tadi, pokoknya yang suka tahlilan ya orang NU, yang anti tahlil ya Wahabi. Inilah tanggung jawab besar yang dipikul oleh para pengurus NU di Jawa Barat. 

Oleh karenanya, kepada yang terhormat para pengurus NU di semua tingkatan, mari ikuti Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU),  atau kaderisasi lainnya, atau minimal membuka AD/ART NU yang bisa di-googling di internet agar kita ber-NU tidak hanya amaliyah saja. 

Ber-NU itu harus kaffah, harus tahu arti dari nama NU, paham lambang NU, tahu fikrah, harakah serta siyasah NU, visi misi serta platform perjuangan NU.  Jangan pernah mengaku pejuang NU, jika kepada NU saja tak mengenalinya. 

Mari kenali NU lebih dekat, agar tidak mudah suudhzan kepada pengurus NU dalam ber-ijtihad baik ijtihad siyasi maupun ijtihad fikri.

Penulis adalah Ketua PCNU Kabupaten Karawang