• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 17 Mei 2024

Nasional

Suami Istri Asal Jawa Barat Inilah Perintis dan Pengembang NU dan Muslimat di Malaysia

Suami Istri Asal Jawa Barat Inilah Perintis dan Pengembang NU dan Muslimat di Malaysia
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Bandung, NU Online Jabar 
Sepasang suami istri asal Jawa Barat atas nama Ustadz Liling Sibro Milisi (kelahiran Kabupaten Kuningan) dan Mimin Mintarsih (kelahiran Kabupaten Cirebon) berupaya merintis NU dan badan otonomnya di negeri jiran Malaysia. 

Ustadz Liling menjadi salah seorang perintis NU pada tahun 1999 besama team 9 di antaranya Hj Nasikhin, Miftahurrohim, H Hamdun, Mislakhuddin, yang dilakukan di kediamannya, di Kuala Lumpur. Sementara Mimin adalah perintis Muslimat yang juga dilakukan di kediamannya. 

Mimin menceritakan, dirinya merantau ke Malaysia sejak 1994, setelah lulus dr IKAHA Tebuireng ikut suaminya, Ustadz Liling, mengajar mengaji di negeri itu. Sebagai seorang santri dan Nahdliyin, sang suami dan dirinya berkeinginan untuk mengembangkan NU di negeri asing.

Sebelum mendirikan Muslimat, Mimin Mintarsih pernah menjadi pengurus Fatayat NU yang dirintis mahasiswi-mahasiswi Indonesia yang ada di Malaysia pada tahun 2005. Mimin menjadi pengurus Fatayat NU selama 6 tahun. Kemudian menjadi ketua selama 3 tahun. 

“Yang mempunyai  ide untuk mendirikan Fatayat adalah para mahasiswi yaitu Alimul Muniroh, Qorrutl A'yun, Aliyah Alimul dan  Fatonah. Mereka semua sudah tidak ada di Malaysia,” katanya. 

Setelah para mahasiswi itu membentuk Fatayat NU Malaysia, beberapa hari  kemudian, menemui  Mimin Mintarsih. Mereka memintanya untuk bergabung di kepengurusan, serta ikut mengembangkan dan mengaktifkannya.

“Kalau Muslimat NU didirikan di rumah saya dan saya sendiri perintisnya,” katanya.

Setelah Muslimat dibentuk, hal yang pertama dilakukan Mimin adalah menemui ibu-ibu Nahdliyin asal Indonesia yang ada di Malaysia untuk meyakinkan bahwa kehadiran Muslimat NU tidak hanya untuk tahlil dan Yasin, tapi juga mampu memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan seperti bantuan anak-anak yatim, ibu Tunggal(janda) sunatan massal gratis dan juga mengadakan beberapa peringatan hari-hari besar Islam. 

“Alhamdulillah untuk Muslimat saya sangat mudah untuk mencari anggota atau membentuk ranting  karena rata-rata yang di Malaysia, baik WNI maupun TKW berumur lebih dari 40 tahun dan memang mereka sudah aktif di daerah mereka masing-masing, bahkan masih merindukan program-program NU dan pengurus Muslimat rata rata sudah berdomisili di Malaysia antara 20 tahun sampai 35 tahun.

Menurut Mimin Mintarsih saat ini Muslimat NU Malaysia memiliki 7 ranting:
1. Ranting MNU Kg Changkt Gombak
2. Ranting MNU Chowkit
3. Ranting MNU Sg Chinchin
4. Ranting MNU Cheras
5. Ranting MNU Ampang Campuran
6. Ranting MNU Puchung
7. Ranting MNU Pantai Dalam

Pewarta: Abdullah Alawi


Nasional Terbaru