PBNU Dorong Humanitarian Islam untuk Wujudkan Perdamaian Dunia Demi Kehidupan Global yang Lebih Harmonis
Rabu, 11 September 2024 | 12:00 WIB
Bandung, NU Online Jabar
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengajak seluruh elemen internasional untuk bergabung dalam gerakan "Humanitarian Islam" demi menciptakan perdamaian dan kehidupan global yang harmonis. Ajakan ini disampaikan oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dalam Seminar Nasional Humanitarian Islam di Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Jawa Tengah.
Dalam paparannya, KH Yahya Cholil Staquf, yang akrab disapa Gus Yahya, menjelaskan bahwa "Humanitarian Islam" mengundang semua orang dari berbagai agama dan kebangsaan untuk berpartisipasi dalam sebuah gerakan global yang berjuang untuk mewujudkan tatanan internasional yang adil dan harmonis. Gerakan ini didasarkan pada prinsip penghormatan terhadap kesetaraan hak dan martabat setiap manusia.
“Islam untuk kemanusiaan global ini memanggil semua orang yang berkehendak baik dari setiap agama dan kebangsaan untuk bergabung dalam gerakan global yang memperjuangkan terwujudnya satu tatanan internasional yang sungguh-sungguh adil dan harmonis yang dibangun di atas prinsip penghormatan terhadap kesetaraan hak dan martabat bagi setiap manusia,” jelas Gus Yahya.
Ia juga mengungkapkan bahwa istilah "Humanitarian Islam" merupakan adaptasi dari istilah Arab "Al-Islam lil Insaniyah," yang berarti "Islam untuk kemanusiaan." Istilah ini dipilih dengan pertimbangan agar tidak ada kesalahpahaman terkait maksud dari konsep ini dalam konteks internasional. "Kalau pakai istilah 'Islam for Humanity', dikhawatirkan akan dianggap mengajak seluruh umat manusia masuk Islam," katanya.
Istilah "Humanitarian Islam" ini, menurut Gus Yahya, merupakan hasil dari proses panjang yang dimulai sejak tahun 2012-2013 oleh kelompok aktivis NU dan pesantren, bersama dengan sejumlah tokoh dari jaringan internasional. Strategi ini terus berkembang hingga sekarang, melibatkan aktivis dan intelektual dari berbagai latar belakang, baik Muslim maupun non-Muslim, yang memiliki kepedulian yang sama terhadap krisis peradaban.
Strategi ini, lanjutnya, mencakup pengembangan pemikiran yang merumuskan tantangan-tantangan global saat ini dan masa depan, serta solusi yang diperlukan. Pemikiran ini kemudian didokumentasikan dalam berbagai dokumen yang disepakati dalam forum-forum internasional yang digelar oleh NU.
Dalam kesempatan tersebut, PBNU juga mendorong komunitas internasional untuk mematuhi tatanan dunia yang telah disepakati, seperti yang tercantum dalam dokumen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Gus Yahya menekankan pentingnya menjadikan Piagam PBB sebagai landasan dalam mewujudkan perdamaian dunia.
“Keadaan belum sesuai isi (Piagam PBB), mari kita perjuangkan supaya jadi sesuai sehingga tidak ada prejudice satu sama lain,” tutupnya.
Senada, Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Prof Hartono menyampaikan bahwa Humanitarian Islam bisa menjadi solusi konkret bagi perkembangan dunia modern. “Seminar ini kesempatan bagi kita mendalami jauh bagaimana Islam solusi konkret bagi perkembangan modern, relevan dengan zaman,” katanya.
"Sangat berkontribusi pada upaya membangun masyarakat lebih adil damai sejahtera, mengajak secara aktif berpartisipasi, dan mampu menghasilkan rekomendasi praktis yang dapat diimplementasikan," lanjutnya.
Sebab, tantangan global yang dihadapi sekarang semakin kompleks. Konflik Rusia-Ukrana belum selesai, muncul genosida Israel terhadal Palestina. Hal ini menimbulkan ketidakpastian, mengancam dan menghantui dunia sekarang. Belum lagi problem keadilan sosial yang juga masih mengemuka.
Konsep humanitarian Islam ini menekankan nilai Islam berakar pada kasih sayang. Hal ini adalah refleksi peran agama, solidaritas, dan kerja sama antarmanusia terhadap perbedaan agama, suku, maupun budaya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Abdul Haris menyampaikan bahwa gejolak politik internasional dewasa ini mengantarkan pada krisis kemanusiaan ketegangan politik, hingga genosida Israel membabi buta.
Haris menyebut bahwa umat Islam punya tanggung jawab moral dan intelektual dalam mewujudkan harmonisme kehidupan masyarakat dunia. Sebab, Islam menjunjung tinggi kemanusiaan, perdamaian, dan keadilan.
"Kita perlu mengembalikan Islam pada esensi kemanusiaan. Agama menujunjung tinggi kemanusiaan," ujarnya.
Sebagaimana disebut dalam Al-Qur'an surat Al-Hujurat ayat 13, Islam memberikan perlindungan tanpa memandang latar belakang agama, ras, dan etnis.
"Islam dan kemanusiaan adalah sebuah cerminan prinsip maqashid syariah. Dengan prinsip tersebut, pendekatan seimbang spiritual ukhrawi dan kesejahteraan dunia," katanya.
Seminar nasional ini terdiri dari dua sesi. Sesi pertama menghadirkan tiga narasumber, yakni (1) Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Noorhaidi Hasan; (2) Dosen Fakultas Teknik UNS Prof Dody Ariawan; dan (3) Budayawan, Kepala Makara Art Centre UI dan Ketua Forum Kebangsaan UI Ngatawi al-Zastrouw. Sesi ini dipandu Prof Ahmad Syafiq, Guru Besar Universitas Indonesia.
Sementara sesi kedua, ada tiga narasumber yang menyampaikan materi, yakni (1) Dosen UNS dan Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Ibrahim Fatwa Wijaya; (2) Dosen FISIP UGM dam Wasekjen PBNU M Najib Azca; dan (3) Dekan Fakultas Islam Nusantara, Universitas Nahdlatul Ulama (Unusia) Jakarta Ahmad Suaedy. Sesi ini dipandu Dewanti Cahyaningsih, kandidat doktor Universitas Limoges Perancis.
Seminar Nasional di UNS ini merupakan rangkaian Konferensi Internasional tentang Humanitarian Islam yang digagas PBNU bekerja sama dengan Universitas Indonesia. Konferensi ini akan digelar pada 4-6 November 2024 di Jakarta.
Terpopuler
1
Barak Militer Vs Pesantren
2
Jejak Perjuangan KH Muhammad asal Garut: Dari Membangun Pesantren hingga Menjaga NU
3
Dialog Refleksi Harlah ke-70, IPPNU Tasikmalaya Tegaskan Peran Strategis Perempuan dalam Pendidikan dan Kepemimpinan
4
Pesantren Karangmangu Bertaraf Nasional, Cetak Puluhan Khatimin dari Berbagai Daerah
5
BPBD Jabar Siap Tangani Bencana Alam di Bandung Barat, Karawang, dan Bekasi
6
IPPNU Kota Banjar Kunjungi Dinas Sosial, Bahas Kasus Sosial dan Penguatan Ketahanan Keluarga
Terkini
Lihat Semua