• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Nasional

Munas dan Konbes NU 2021

KH Miftachul Akhyar: Kita Harus Terus Bergerak Tak Kenal Henti

KH Miftachul Akhyar: Kita Harus Terus Bergerak Tak Kenal Henti
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar memberikan khutbah iftitah dalam kegiatan Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2021 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta pada Sabtu (25/9).
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar memberikan khutbah iftitah dalam kegiatan Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2021 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta pada Sabtu (25/9).

Jakarta, NU Online Jabar
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar memberikan khutbah iftitah dalam kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU 2021 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta pada Sabtu (25/9). Ia mengungkapkan permohonan maaf atas keterlambatan PBNU dalam melaksanakan beberapa agenda yang sudah disepakati saat Konbes NU 2020 lalu yang dakibatkan dari pandemi Covid-19.

"Atas nama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama saya sangat memahami kegelisahan pengurus wilayah pengurus cabang pengurus wakil cabang pengurus ranting dan seluruh jajaran dan warga nahdlatul ulama yang tentunya sudah menunggu kepastian muktamar yang ke-34," ungkapnya.

Menurutnya, sebagai warga Nahdliyin harus siap dalam situasi dan kondisi. Sebab, Dunia dan Isinya adalah ujian dari Allah SWT dan manusia adalah makhluk proyeksi akhirat yang siap menghadapi semua tantangan guna memperoleh kebaikan. Sesuai dengan Hadits Nabi Muhammad SAW:

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ

"yang artinya saya kira sudah jelas semua," ucapnya.

Kiai Miftach juga menjelaskan, amanat yang telah ditetapkan pada muktamar ke-33 telah terlewatkan, maka itu sebagai bentuk keterbatasan ataupun keteledoran kita. 

"Kita Sering mendengar kaidah yang berbunyi antara lain lidaf'il dlorori mauhumin yajlibuna dlororon muhaqoqon. Hanya karena dloror yang masih belum jelas belum nyata yang mauhum akhirnya kita menarik dloror-dloror yang telah nyata sebagaimana hal ini telah banyak dilakukan kelompok-kelompok garis keras yang dali-dalilnya mengambil dari kalender, mengambil dari youtube, media, dan lain sebagainya yang dianggap seperti itu suatu yang nyata tapi sepertinya masih mauhum, masih merupakan khayalan angan-angan kira-kira masih dibawah 50%," jelas kiai Miftach yang juga selaku ketua MUI tersebut.

الدنيا دار التكليف والاخرة دار التشريف لادارالجزاء 

"Disinilah tantangan kita harus terus bergerak tidak mengenal henti hidup adalah sebuah perjuangan, hidup adalah sebuah gerakan, faidzaa faroghta fangsob. Oleh karena itu, kaidah yang sering kita dengarkan maa la yudroku kulluh laa yutroku julluh wa fii riwayatin la yudroku kulluh wa fii riwayatin layudroku ba'dun wa fii riwayatin la yudroku qauluh," sambungnya.

Dalam kesempatan yang sama, kiai Miftach juga menuturkan bahwa Munas Alim Ulama dan Konbes NU ini sebagai salah satu bagian dari upaya kita semua untuk membuat keputusan yang pasti tentang jadwal pelaksanaan muktamar NU ke-34 dan sekaligus sebagai media bagi seluruh wilayah yang memiliki hak untuk hadir dan mengikuti pelaksanaan kegiatan ini untuk menyampaikan aspirasi.

"Dalam hal ini tentu juga mengemban amanah dan kehendak dari seluruh pengurus cabang nahdlatul ulama di wilayah masing-masing aspirasi dari struktur Nahdlatul Ulama tidak dapat kita nafi kan, karena sebagaimana di atur dalam anggaran rumah tangga Nahdlatul Ulama yang memiliki hak menentukan keputusan dalam pelaksanaan muktamar NU adalah pengurus wilayah Nahdlatul Ulama. Atas dasar itulah dengan sepenuhnya menghormati hak para utusan wilayah Nahdlatul Ulama yang hadir berdasarkan kepada amanah yang tertuang didalam Anggaran Dasar Nahdlatul Ulama pasal 14 dan Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama pasal 57 dan 58 serta pertimbangan kondisional maupun syar'i meminta agar muktamar dilakukan dilaksanakan tahun 2021 ini, selambat-lambatnya pada Desember 2021," tuturnya.

Ia menambahkan, ini sekaligus menjadi harapan dan doa agar pandemi ini segera berakhir.

"Dengan catatan manakala nanti kondisi belum memungkinkan karena ada perkembangan terkait pandemi Covid-19 yang membahayakan keselamatan bersama," tambah kiai Miftach.

Selain itu, ia juga memohon ridha dan keikhlasan dari pengurus NU ditingkiatan wilayah untuk menyerahkan keputusan penyelenggaraan muktamar kepada PBNU.

"Mari dengan tuma'ninah, nawaitu berkhidmat dan memohon ridha Allah SWT amanah ini kita jalankan dengan sebaik-baiknya," pungkasnya.

Pewarta: Muhammad Rizqy Fauzi


Nasional Terbaru