• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Nasional

Jalin Kerja Sama dengan Kemenkes, Gus Yahya: Kami Siap Bantu 

Jalin Kerja Sama dengan Kemenkes, Gus Yahya: Kami Siap Bantu 
Gus Yahya bersama Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin. (Foto: NU Online Jabar))
Gus Yahya bersama Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin. (Foto: NU Online Jabar))

Bandung, NU Online Jabar

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan bahwa NU siap membantu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menyebarluaskan program layanan kesehatan agar dapat menjangkau masyarakat luas. 

 

Ketum PBNU yang kerap disapa Gus Yahya itu meyakini dengan struktur kepengurusan NU yang ada tingkat bawah sampai pusat membuat NU siap membantu program-program Kemenkes untuk menyalurkan program layanan kesehatan kepada masyarakat.

 

"Kami tawarkan kepada pak menteri, kita punya orang-orang yang siap membantu membangun kemaslahatan di dalam masyarakat kita," tutur Gus Yahya usai menandatangani nota kesepahaman untuk penanganan serta menahan laju stunting di Indonesia bersama Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin di Lantai 8 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat, pada Rabu (14/12/2022).

 

Lebih lanjut, Gus Yahya juga menyampaikan banyak lembaga survei mencatat jumlah warga NU mengokupasi sangat besar di dalam demografi Indonesia. 

 

"Misalnya dari Alvara Research Center mengatakan bahwa NU itu meliputi 50,5 persen dari seluruh penduduk Muslim Indonesia. Ada lembaga survei lain menyatakan bahwa 50,3 persen dari seluruh populasi Indonesia. Jadi kita punya orang, banyak," tegas Gus Yahya. 

 

Tentu saja, lanjutnya, agenda-agenda yang akan dijalankan NU hingga ke tingkat paling bawah itu bertujuan untuk membawa kemaslahatan.  

 

"Saya yakin ke depan, agenda-agenda yang ada dari Kemenkes, insyaallah akan bisa tersampaikan dan dieksekusi dengan baik melalui struktur di dalam NU. Ada banyak sekali agenda yang sangat potensial untuk bisa disalurkan melalui NU," katanya. 

 

Sementara itu, Menkes Budi mengakui kesulitan untuk menjangkau masyarakat akar rumput agar mendapat layanan kesehatan. Karenanya, ia meminta bantuan PBNU untuk bisa menyampaikan agenda-agenda kesehatan melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).   

 

Ia bercerita, saat sowan ke Gus Yahya, didapat informasi bahwa terdapat banyak warga NU yang ada di posyandu-posyandu. Hal ini kemudian dimanfaatkan Menkes Budi untuk melakukan revitalisasi posyandu sebagai bagian dari upaya penanaganan stunting. 

 

"Posyandu itu dulu hanya mengurusi kesehatan bayi dan ibu. Sekarang mau kita geser fokusnya bukan hanya bayi dan ibu, tapi ibu, bayi, remaja, dewasa, bapak, sampai lansia. Pendekatan posyandu tetap ke keluarga," tuturnya. 

 

Misalnya petugas posyandu secara rutin datang ke rumah-rumah untuk mengecek kesehatan warga, termasuk melakukan cek kesehatan calon pengantin, dan sosialisasi usia ideal menjalani pernikahan agar anaknya kelak tidak stunting.  

 

"Intinya adalah menjaga agar keluarga hidup sehat, bukan menyembuhkan anggota keluarga yang sakit. Menjaga hidup sehat itu jauh lebih murah daripada menyembuhkan orang sakit," katanya. 

 

Menkes Budi kemudian mengucapkan terima kasih karena telah membuka jalan kerja sama antara PBNU dan Kemenkes ini.  Ia menegaskan bahwa kerja sama ini jangka panjang.  

 

"Mudah-mudahan nanti (kerja sama) dalam hal stunting, kemudian imunisasi, dan kesehatan jiwa, nanti ngurusin diabetes, kanker juga. Pendekatan secata keluarga akan lebih enak," katanya.

 

Editor: Agung Gumelar


Nasional Terbaru