• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 28 Maret 2024

Nasional

Ini Tiga Imbauan RMI PBNU untuk Pelaksanaan Peringatan Hari Santri Nasional 2020

Ini Tiga Imbauan RMI PBNU untuk Pelaksanaan Peringatan Hari Santri Nasional 2020
Logo Hari Santri Nasional 2020
Logo Hari Santri Nasional 2020

Jakarta, NU Online Jabar 
Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyampaikan imbauan kepada pesantren-pesantren yang akan menyelenggarakan peringatan Hari Santri Nasional 22 Oktober 2020. Imbauan tersebut tercantum dalam surat edaran, nomor: 876/A/PPRMI/SU/X/2020.

Menurut Ketua RMI PBNU KH Abdul Ghafarrozin mengimbau, pertama menggunakan logo dan tema Hari santri yang telah ditentukan dengan tema “Santri Sehat Indonesia Kuat” dengan logo Ayo Mondok yang santrinya memakai masker.

Kedua, melaksanakan upacara Peringatan Hari Santri di pesantren masing-masing dengan memperhatikan protokol kesehatan dan taat 3M (memakai masker, menjaga jarak dan sering mencuci tangan) serta menghindari peringatan yang mengumpulkan banyak massa dan kerumunan. Apabila terpaksa mengadakan perlombaan tetap menjalankan protokol dengan ketat.

Ketiga, menyerukan kepada pesantren untuk memperbanyak dzikir, doa Li Khamsatun serta Shalawat Tibbil Qulub untuk keselamatan bangsa Indonesia, supaya kita semua dijauhkan dari fitnah pandemi dan semoga wabah ini segera berakhir.

Pada tahun 2015, Presiden Joko Widodo menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Hal tersebut merupakan bentuk penghargaan atas peranan ulama, kiai dan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sejarah mencatat tidak sedikit para santri dan kiainya yang berjuang sampai titik darah penghabisan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Alasan tanggal 22 Oktober dijadikan Hari Santri Nasional, yakni diambil dari Resolusi jihad yang dicetuskan oleh pendiri NU Hadratussyekh KH Hasyim Asy`ari pada tanggal 22 Oktober 1945 di Surabaya untuk mencegah kembalinya tentara kolonial belanda yang mengatasnamakan NICA.

KH Hasyim Asy’ari sebagai ulama pendiri NU menyerukan jihad dengan mengatakan bahwa “Membela tanah air dari penjajah hukumnya fardlu ain atau wajib bagi setiap individu”. Seruan yang dikobarkan KH Hasyim Asy`ari membakar semangat para santri untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajah dengan menyerang markas Brigade 49 Mahratta.

Pewarta: Riki Baehaki
Editor: Abdullah Alawi 

 


Nasional Terbaru