• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Selasa, 23 April 2024

Nasional

Gusmen: Komitmen Bela Tanah Air Santri Lahir dari Sifat Santun dan Rendah Hati 

Gusmen: Komitmen Bela Tanah Air Santri Lahir dari Sifat Santun dan Rendah Hati 
Menag Yaqut Cholil Qoumas pada saat peluncuran tema dan logo HSN 2021 (Foto: SS Youtube Kemenag RI)
Menag Yaqut Cholil Qoumas pada saat peluncuran tema dan logo HSN 2021 (Foto: SS Youtube Kemenag RI)

Bandung, NU Online Jabar 
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas atau yang akrab disapa Gusmen (Gus Menteri) mengatakan, komitmen bela negara para santri berasal dari sifat santun dan rendah hati yang mereka miliki. Gusmen juga mengatakan bahwa itu semua berkat pengalaman dan tempaan yang mereka alami selama di pesantren. 

Hal itu dikatakan Gusmen pada saat peluncuran tema dan logo Hari Santri Nasional 2021 di Gedung Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta Pusat, Selasa (21/9) yang tahun ini mengusung tema Santri Siaga Jiwa Raga. 

“Siaga Jiwa Raga juga merupakan komitmen seumur hidup santri untuk membela tanah air yang lahir dari sifat santun, rendah hati, pengalaman, dan tempaan santri selama di pesantren,” ujar Gusmen dikutip dari kemenag.go.id pada Selasa (21/9). 

Gusmen mengungkap bahwa santri adalah aset luar biasa yang dimiliki bangsa Indonesia. Menurutnya, dari para santri inilah Indonesia memiliki karakter yang kuat sekaligus mampu mempertahankan persatuan dan kesatuan di tengah perbedaan. 

“Ini sebagai bentuk pernyataan sikap santri Indonesia agar selalu siap siaga menyerahkan jiwa dan raga untuk membela tanah air, mempertahankan persatuan Indonesia, dan mewujudkan perdamaian dunia,” terangnya. 

Terkait tema HSN 2021 yakni Santri Siaga Jiwa Raga, ia menjelaskan, Siaga Jiwa berarti santri tidak pernah lengah menjaga kesucian hati dan akhlak, berpegang teguh pada akidah, nilai, dan ajaran Islam rahmatan lil’alamin dan tradisi luhur bangsa Indonesia. Sementara Siaga Raga berarti bahwa badan, tubuh, tenaga, dan buah karya santri didedikasikan untuk Indonesia. 

Di akhir, Ia menegaskan bahwa Hari Santri bukan hanya milik kalangan pesantren atau ormas Islam tertentu, melainkan segenap masyarakat Indonesia. “Karena selama ini kaum santri selalu siap dan sedia menjadi pengawal dan penerang NKRI,” pungkasnya.

Editor: Agung Gumelar 


Nasional Terbaru