• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 4 Mei 2024

Nasional

Menag Yaqut Ungkap Prinsip Universal Pendiri Bangsa di Konferensi Antaragama G20

Menag Yaqut Ungkap Prinsip Universal Pendiri Bangsa di Konferensi Antaragama G20
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. (Foto: NU Online)
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. (Foto: NU Online)

Bandung, NU Online Jabar 
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan prinsip universal yang ditawarkan para pendiri bangsa dalam pidatonya pada Konferensi Antaragama G20 secara virtual yang berpusat di Italia. 

Ada empat prinsip universal yang ditawarkan para pendiri bangsa Indonesia.

Pertama, memperlakukan orang lain secara adil dan setara tanpa memandang suku atau agama, tanpa permusuhan atau kebencian, dan tanpa berusaha untuk meminggirkan atau menghilangkan orang lain.

Kedua, menerima dan menghormati negara bangsa yang berdaulat sebagai sistem politik yang mengikat rakyat setiap bangsa, tanpa menyebarkan atau mengejar agenda supremasi vis-a-vis bangsa lain.

Ketiga, menerima dan menghormati hukum suatu negara yang mengikat seluruh penduduknya, yang tidak memberikan ruang bagi siapa pun untuk menyebut agama sebagai pembenaran untuk menghasut kekerasan dan/atau ikut serta dalam pemberontakan bersenjata terhadap otoritas negara bangsa yang sah.

Keempat, melestarikan dan memperkuat tatanan internasional berbasis aturan yang didirikan di atas keadilan, kebebasan, dan perdamaian abadi.

Sejalan dengan itu, kata Menag, para pendiri bangsa Indonesia mengembangkan, dan menawarkan kepada dunia, seperangkat prinsip universal yang dapat membantu melestarikan dan memperkuat tatanan internasional. 

Ia juga menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen dalam menciptakan perdamaian untuk dunia. 

“Sebagai penduduk asli Hindia Belanda dan telah mengalami diskriminasi sistematis, penghinaan, dan ketidakadilan yang dilakukan kolonialisme Belanda, para pendiri kami berusaha untuk membangun sistem pemerintahan yang didasarkan pada prinsip penghormatan terhadap hak dan martabat yang sama untuk setiap manusia,” ungkap Menag, dikutip dari kemenag.go.id pada Senin (13/9). 

Dengan prinsip di atas, kata Menag, para pendiri bangsa Indonesia menunjukkan komitmen mereka untuk melestarikan peradaban Islam besar yang didirikan oleh para pendahulu yang berakar para prinsip-prinsip cinta dan kasih sayang universal, keadilan, dan nilai-nilai luhur agama lainnya.

Menag juga mengatakan, ketika tahun depan Forum Antaragama G20 diselenggarakan di Indonesia, maka visi dan prinsip-prinsip tersebut akan menjadi inti dari agendanya dan menjadi kontribusi kita dalam membentuk peradaban global di abad ke-21.

Tak lupa, Menag juga mengapresiasi tema Konferensi Antaragama G20 tahun ini. Menurutnya, tema ini  relevan dengan visi masyarakat Indonesia. 

“Kami tidak akan saling membunuh. Kami tidak akan saling membenci. Kita akan saling memaafkan,” pungkasnya.

Editor: Agung Gumelar


Nasional Terbaru