• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 8 Mei 2024

Nasional

Gus Yahya Yakin dalam Mengurus NU Para Pendiri Selalu Mebersamai

Gus Yahya Yakin dalam Mengurus NU Para Pendiri Selalu Mebersamai
Gus Yahya Yakin dalam Mengurus NU Para Pendiri Selalu Mebersamai
Gus Yahya Yakin dalam Mengurus NU Para Pendiri Selalu Mebersamai

Bandung, NU Online Jabar
Siapa yang mau mengurusi NU, aku anggap sebagai santriku. Siapa yang jadi santriku, maka aku doakan husunul khatimah beserta keluarganya, slogan tersebut merupakan wasiat Rais Akbar atau pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy’ari.


Wasiat tersebut menjadi landasan bagi pengurus untuk mengurusi NU dengan niat ikhlas ngalap berkah dari para ulama. Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) berkeyakinan bahwa para tokoh pendiri atau muassis Nahdlatul Ulama selalu membersamai para pengurus yang berjuang dan berkhidmah di jam'iyah NU masa kini. 


“Saya tetap berkeyakinan bahwa para muassis Kiai Muhammad Hasyim Asy’ari, Kiai Wahab Hasbullah, Kiai Bisri Syansuri masih terus membersamai kita dan akan selamanya membersamai kita,” ungkap Gus Yahya di akun Instagram @yahyacholilstaquf yang diunggah pada Senin (20/2/2023).


Menurut Gus Yahya, keyakinan itu lahir dari sebuah realita bahwa pengurus NU, dalam bekerja dan berkhidmah di jam'iyah Nahdlatul Ulama hanya mempunyai satu tujuan, yaitu dalam rangka ngalap berkah atau tabarrukan kepada para ulama dan pendiri NU. 


“Karena semua yang kita lakukan ini, tidak lebih dan tidak kurang hanyalah tabarruk kepada beliau-beliau," lanjut putra KH M Cholil Bisri Rembang ini.


Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang ini mengajak kepada para pengurus NU, khususnya dari jajaran tanfidziyah untuk terus berkhidmah dan bekerja menebarkan benih-benih peradaban. Suatu saat, lanjut Gus Yahya, sejarah akan membuktikan dan menyeleksinya.


“Kepada teman-teman khususnya dari jajaran Tanfidziyah pokoknya mari kita kerjakan saja apa yang bisa kita kerjakan, yang kita yakin disitu ada manfaatnya. Nanti, biar sejarah sendiri yang memilah-milah,” sambungnya. 


Dijelaskan Gus Yahya, di NU banyak kiai yang mempunyai keramat. Walaupun para pengurus NU tidak memiliki keramat, namun akan selalu dipayungi oleh doa dari para wali dan kiai. 


“Kita masih punya kiai-kiai yang keramat. Jadi, walaupun kami sendiri tidak keramat tapi masih dipayungi barokah doa, restu, suwuk dari para kiai, para auliya’ yang memang sungguh keramat, baik yang masih sugeng maupun yang sudah mendahului,” tandas pria kelahiran 15 Februari 1966 itu.


Dalam postingan tersebut, Gus Yahya mengunggah gambar bertuliskan: “Nahdlatul Ulama ini sudah lahir seperti air yang digerojokkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala, dari langit dan sudah mengalir, membasahi sungai-sungai dan lembah-lembah,” bunyi tulisan dalam foto pertama.


Gus Yahya juga melanjutkan kata-katanya itu dengan mengunggah foto kedua yang bertuliskan: “Biarlah apa yang tidak berguna tersingkir sebagai zabad, sebagai sangkrah. Dan nanti akan kita lihat bahwa apa yang sungguh-sungguh berguna bagi manusia akan tetap menjadi tanaman peradaban yang Insyaallah abadi.”
 

Editor: Abdul Manap


Nasional Terbaru