• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Nasional

HARLAH KE-61 PMII

Anggota DPRD Jabar: Saya Minder, Tapi Setelah Ikut PMII Jadi Percaya Diri

Anggota DPRD Jabar: Saya Minder, Tapi Setelah Ikut PMII Jadi Percaya Diri
Anggota DPRD Jawa Barat Dapil Kabupaten Bandung Barat Edi Rusyandi (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Anggota DPRD Jawa Barat Dapil Kabupaten Bandung Barat Edi Rusyandi (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Bandung, NU Online Jabar 
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat dari Fraksi Partai Golkar Edi Rusyandi bercerita bahwa semasa menjalani pendidikan di sekolah di tingkat dasar hingga menengah pertama dan atas dirinya tak pernah mengikuti organisasi apa pun. 

“Dulu waktu SMP maupun SMA sama sekali tidak pernah berorganisasi dimanapun,” ceritanya kepada NU Online Jabar, Sabtu (17/4).  “Baru saat mahasiswa saya ber-PMII teh kali pertama berorganisasi,” tambah Wakil Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Barat ini. 

Pada awal menjadi mahasiswa di IAIN (sekarang Universitas Islam Negeri) Sunan Gunung Djati Bandung, Edi mengaku merasa minder.

“Saya mah urang kampung, bukan dari sekolah atau pesantren ternama. Miskin pengalaman organisasi. Sementara saat itu, saya melihat kampus UIN Bandung dinamika mahasiswanya sangat begitu dinamis. Terutama soal politik mahasiswa dan perdebatan ideologi Islam yang terepresentasikan organ-organ ekstra mahasiswa,” jelasnya. 

Pada waktu itu, Edi melihat ada hal pembeda antara kader PMII dibanding organisasi lain sehingga ia mantap memilih organisasi yang hari ini berusia 61 tahun, berdiri di Surabaya 17 April 1960.

“Orang-orangnya kritis,” katanya menyebutkan pembeda PMII dibanding organisasi lain.

Oleh karena itu, ia termotivasi untuk belajar sungguh-sungguh berorganisasi. Ia menjatuhkan pilihannya kepada PMII. 

“Walaupun saya orang kampung, orang lain bisa, pasti saya bisa. Saya kudu aktif dan bisa tampil merespons dalam forum-forum diskusi di kelas, kampus maupun di PMII,” katanya.  

Karena itulah sejak awal masuk kuliah, Edi rajin membaca buku. Dari semester awal hingga semester 5, hampir tiap hari ia membaca buku. Biasanya  selepas isya, ia membaca buku hingga pukul 2 atau 3 dini hari. 

“Motivasinya supaya saya bisa aktif diskusi. Tiap bulan, walaupun bekal pas-pasan dari orang tua, pasti saya beli 3 atau 4 buku. Saya juga rajin ikut kegiatan-kegiatan diskusi atau seminar untuk menambah wawasan baru,” katanya. 

Ia bersyukur karena konsistensinya membaca, kepercayaan dirinya tumbuh dan berani tampil aktif pada diskusi-diskusi mahasiswa pada masanya. Kemudian lambat-laun ia berani juga aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi seperti orasi waktu demo sampai pada akhirnya memimpin demo. 

“Pada tahun 2007 an atau 2008-an saya berani jadi imam dan khatib Jumat di Jl di Gasibu saat demo puluhan ribu karyawan PT Dirgantara Indonesia yang di-PHK. Tahun 2012 menggerakkan 1000-an kader PMII se-Bandung Raya untuk demo tolak kenaikan BBM zaman Pak SBY,” katanya.  

Pada waktu itu, kata dia, PMII menjadi organ elemen mahasiswa yang paling banyak menurunkan kadernya dibanding organ lain, yang hanya mengirimkan puluhan orang. 

Estuning awal mula masuk kampus teh sangat kuuleun. Alhamdulillah berkah PMII, lumayan aya kawani (punya keberanian). Termasuk ka istri,” pungkasnya. 

Edi Rusyandi pada Tahun 2005-2006 jadi Ketua Komisariat PMII UIN Bandung Cabang PMII Kabupaten Bandung. Pada Tahun 2007-2008 ia menjadi Ketua PMII Kabupaten Bandung. Pada tahun 2012-2014 ia menjadi Ketua PKC PMII Jawa Barat.

Pewarta: Abdullah Alawi
 


Nasional Terbaru