• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Nasional

Prof Ulfi: Kombinasi Pendidikan Karakter dengan Nilai-nilai Ketawadhuan Itu Penting

Prof Ulfi: Kombinasi Pendidikan Karakter dengan Nilai-nilai Ketawadhuan Itu Penting
Ketua LP Ma'arif NU Jawa Barat Prof. Dr. Hj. Ulfiah (Foto: NU Online Jabar)
Ketua LP Ma'arif NU Jawa Barat Prof. Dr. Hj. Ulfiah (Foto: NU Online Jabar)

Bandung, NU Online Jabar 
Ketua Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat Prof. Dr. Hj Ulfiah menyebut, kombinasi antara pendidikan karakter dengan nilai-nilai ketawadhuan adalah hal yang penting. Menurutnya, fenomena yang terjadi hari ini perlu dijadikan pembelajaran agar semua elemen bangsa selalu menyampaikan penjelasan mengenai Islam Wasathtiyah. 

“Pengalaman saya mengajar mata kuliah psikologi pendidikan, saya berikan referensi kitab ta’lim muta’alim, karena mereka kurang mengenali betul Aswaja an-Nahdliyah, mereka betul-betul menerima karena ini adalah pembekalan yang penting untuk diberikan kepada mahasiswa dalam program pembelajaran,” katanya pada saat menjadi narasumber pada kegiatan Muktamar Pemikiran Dosen Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni (IKA) Pengurus Besar (PB) PMII di UIN Tulungangung, Jawa Timur, Selasa (6/4). 

Ia mengungkapkan, pentingnya mendidik dengan membekali para mahasiswa bukan hanya dengan ilmu retorika saja, namun juga pendidikan akhlak yang tentu dirasakan oleh kader-kader PMII.

“Makanya, saya selalu menyampaikan pembinaan, baik itu PKD, atau sekolah Gender dan lain sebagainya, bukan kita berbicara dulu bagaimana kita, tapi itu bisa jadi pijakan dan contoh untuk para sahabat-sahabat di PMII,” kata Ulfiah.

Ia juga mengingatkan kepada para dosen yang mengikuti kegiatan Muktamar tersebut untuk lebih ekstra melakukan penguatan potensi di segala bidang. Sebab, kata dia, tantangan diluar lebih kuat. Lalu, harus memiliki komitmen kebersamaan yang baik dan tentu ini menjadi penting untuk kemajuan organisasi.

“Kita harus sama-sama mendukung memberikan trust kepada sahabat-sahabat yang ingin berkembang dan mengabdi tentunya, karena berfikir kita bukan berfikir sendiri-sendiri tetapi berfikir jamaah,” tegasnya.

Selain itu, ia berharap PMII ke depan mampu kuat menghadapi perkembangan zaman, terlebih di era bonus demografi di tahun 2045 mendatang.

“Kita harus tetap bersatu, bersatu kita teguh, kalau kita bercerai pasti kawin lagi. Kalau kita bersatu insya Allah kita akan kuat, kalau kita lemah, maka orang lain akan suka dan tertawa,” kata Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama, Kelembagaan, dan International Office di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati tersebut.

Pewarta: Muhammad Rizqy Fauzi
Editor: Agung Gumelar


Nasional Terbaru