• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Nasional

Ida Fauziyah: Peranan Dosen Sangat Penting Bagi Masa Depan Bangsa   

Ida Fauziyah: Peranan Dosen Sangat Penting Bagi Masa Depan Bangsa   
Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hj Ida Fauziyah (Foto: NU Online Jabar)
Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hj Ida Fauziyah (Foto: NU Online Jabar)

Bandung, NU Online Jabar 
Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hj Ida Fauziyah, mengapresiasi kegiatan Muktamar Pemikiran yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni (IKA) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Senin (5/4). Ia menjelaskan, kegiatan ini menjadi momentum yang penting mengingat tepat di tahun 2045 genap satu abad Indonesia pasca Merdeka.

“Sejauh mana capaian kita sebagai bangsa dalam pembangunan di segala bidang, karena targetnya adalah waktu tersebut kita sudah menjadi negara maju secara perekonomian dengan pembangunan yang merata dalam berbagai aspek,” katanya. 

Ia menyebut, ini merupakan sebuah tantangan besar dan Indonesia harus optimis untuk melihat tantangan tersebut sebagai peluang dengan cara memperkuat SDM, infrastruktur yang memadai, serta memiliki karakter bangsa yang kuat.

“Tentu ini bukan perkara mudah. Tapi dengan semangat kebersamaan antara pemerintah, masyarakat seluruh stakeholder bangsa ini tidak ada yang mustahil semua itu bisa kita lakukan,” ungkap Bu Ida.

Ia juga mengungkapkan, pada tahun 2030 Indonesia akan menjadi salah satu negara yang menjadi barometer kekuatan pertumbuhan ekonomi ke tujuh di Dunia. Menurutnya, itu sesuai dengan target Indonesia Emas di tahun 2045, yaitu menjadi barometer pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2045. Sebab, Indonesia dihadapkan pada puncak Bonus Demografi periode 2020 sampai 2035, yang mana jumlah penduduk produktif di usia 15 sampai 64 tahun jauh lebih besar dibanding penduduk usia non produktif. 

Menurutnya, ini adalah jembatan emas yang disediakan oleh Allah SWT untuk mengantarkan Indonesia menjadi negara maju yang sangat berpengaruh, baik di kawasan regional maupun global.

“Namun, untuk melintasi jembatan emas bonus demografi ada syarat yang harus dipenuhi, yakni penduduk usia produktif harus memiliki skill dan kompetensi untuk memenangkan persaingan global. Jika kita mampu memanfaatkan bonus demografi maka kita optimis mampu merayakan seabad Indonesia emas pada 2045. Kita harus belajar dari pengalaman beberapa negara yang sukses  memanfaatkan bonus demografi sebagai kekuatan pertumbuhan ekonomi antara lain Jepang, Korea, dan China,” ujarnya.

Perempuan kelahiran Mojokerto tersebut juga memaparkan, data BPS yang dirilis pada bulan Agustus 2020 tahun lalu, memberikan penemuan bahwa sekitar 57% pekerja di Indonesia masih memiliki pendidikan rendah sampai ke bawah. Ha ini jadi catatan penting, mengingat ini jadi gambaran bahwa tingkat produktivitas pekerja masih di bawah negara tetangga, seperti Vietnam. Dan salah satu grand design Indonesia Emas dalam hal peningkatan kualitas sumber daya manusia itu tidak lepas dari peranan perguruan tinggi.

Ia menegaskan, puncak dari proses pendidikan itu harus mampu menghasilkan lulusan yang siap masuk industri dan menghasilkan riset inovatif yang siap dirilis dan siap mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, dengan menargetkan angka partisipasi masyarakat di perguruan tinggi mampu membentuk kualitas lulusan yang baik.

“Untuk itu pemerintah terus mendorong pemerataan akses peningkatan kualitas peningkatan relevansi dan daya saing serta perbaikan tata kelola sektor pendidikan tinggi, melihat besarnya peranan perguruan tinggi untuk mencapai Indonesia emas, maka tidak bisa dipungkiri bahwa peranan para dosen sangatlah penting,” tegas Bu Ida.

Kemudian, ia juga mengatakan, bahwa kunci untuk mencapai Indonesia Emas itu salah satunya ada di tangan para dosen yang menjadi pendidik, suri teladan, dan penggerak generasi muda mahasiswa saat ini. Sebab, di tahun 2045 mendatang, generasi muda lah yang akan berada pada puncak usia produktif.

“Artinya, nasib Indonesia mendatang ditentukan oleh generasi mahasiswa hari ini. Syubbanul yaum, rijalul ghad, Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Bahwa kemampuan, membangun sumber daya manusia anak muda saat ini menjadi kunci keberhasilan kepemimpinan dan kejayaan bangsa ini di masa mendatang,” katanya.

“Oleh karena itu, tanggung jawab kita bersama para dosen NU, yang tergabung dalam IKA PMII sangatlah besar bagi masa depan bangsa,” lanjutnya.

Ia sangat yakin, baik dosen NU maupun dosen PMII akan mampu berkolaborasi, bersinergi, dan bekerja keras untuk memenuhi semua tanggung jawab menjadi penggerak untuk meningkatkan kualitas riset serta sumber daya manusia agar mahasiswa Indonesia mampu mandiri, berdikari, kompeten, produktif, berkarakter, serta memiliki akhlakul karimah yang bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat  dan pembangunan bangsa.

“Semoga dari acara ini bisa memberikan sumbangan pemikiran yang kontributif pada pembangunan Indonesia mencapai Indonesia Emas tahun 2045,” pungkasnya.

Pewarta: Muhammad Rizqy Fauzi
Editor: Agung Gumelar


Nasional Terbaru