Kota Sukabumi

Kopri PMII Tegaskan Pentingnya Menyebarluaskan Nilai Aswaja An-Nahdliyah di Berbagai Sektor

Sabtu, 31 Mei 2025 | 18:39 WIB

Kopri PMII Tegaskan Pentingnya Menyebarluaskan Nilai Aswaja An-Nahdliyah di Berbagai Sektor

Pelatihan Kader Lanjut (PKL) yang diselenggarakan PMII Kota Sukabumi di Kantor KORPRI Kota Sukabumi, Rabu, 28 Mei 2025. (Foto: NU Online Jabar)

Sukabumi, NU Online Jabar
Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) menegaskan pentingnya menyebarluaskan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) An-Nahdliyah di berbagai sektor kehidupan.

 

Penegasan ini disampaikan Bendahara Kopri PMII Bidang Kajian Ekonomi dan Perindustrian, Imelda Islamiyati, dalam kegiatan Pelatihan Kader Lanjut (PKL) yang diselenggarakan PMII Kota Sukabumi di Kantor KORPRI Kota Sukabumi, Rabu, 28 Mei 2025.

 

Dalam pemaparannya, Imelda menekankan bahwa nilai-nilai Aswaja An-Nahdliyah tidak boleh berhenti pada ranah ideologis internal atau sekadar bagian dari sejarah gerakan.

 

"Kita harus mampu membawa nilai-nilai ini ke berbagai level dan sektor, seperti sosial, ekonomi, politik, akademik, ruang publik, hingga dunia profesional," ujarnya.

 

Ia menambahkan, gerakan perempuan Aswaja An-Nahdliyah bukan sekadar warisan sejarah atau ideologi. Gerakan ini merupakan napas panjang perjuangan kolektif yang dijalankan individu maupun kelompok perempuan dalam bingkai Aswaja An-Nahdliyah. Gerakan tersebut lahir dari kesadaran bersama untuk menjawab tantangan zaman, baik pada aspek struktural maupun kultural.

 

Secara kelembagaan, gerakan ini dipahami sebagai gerakan struktural yang terorganisasi untuk mewujudkan cita-cita serta visi dan misi perempuan Aswaja dalam memperjuangkan kemaslahatan sosial dan keagamaan.

 

Sementara pada tataran individu, ia hadir sebagai gerakan nilai dan budaya yang membentuk karakter dan kesadaran perempuan agar senantiasa berpijak pada nilai-nilai Aswaja dalam kehidupan sehari-hari.

 

"Gerakan perempuan Aswaja An-Nahdliyah bukan romantisme masa lalu. Ini adalah proyek nilai yang harus hadir dalam pergulatan kekinian—di ranah negara, pasar, politik, ruang publik, bahkan hingga tingkat internasional," ucap Imelda.

 

Menurutnya, gerakan ini tidak bisa hanya dimaknai sebagai aktivitas internal. Kehadiran perempuan Aswaja An-Nahdliyah harus menjadi representasi aktor strategis di sektor-sektor yang selama ini cenderung maskulin, sempit, atau eksklusif.

 

Imelda juga mengajak kader Kopri untuk membaca medan pertarungan hari ini, yang mencakup negara, pasar, politik, ruang publik, dan dunia internasional.

 

"Pertanyaan reflektif yang harus kita jawab bersama adalah: sudahkah kita, sebagai kader pergerakan, mewarnai ruang-ruang tersebut dengan nilai-nilai Aswaja An-Nahdliyah? Sudahkah perempuan Aswaja An-Nahdliyah hadir secara signifikan di dalamnya?" katanya.

 

Ia menilai, jawaban jujur atas pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa kontribusi perempuan Aswaja belum maksimal dan belum menjadi aktor kunci dalam ruang-ruang strategis tersebut.

 

Lalu, langkah strategis apa yang perlu diambil Kopri sebagai gerakan perempuan Aswaja An-Nahdliyah?

 

Menurut Imelda, formulasi strategis yang ditawarkan adalah mendorong kader perempuan PMII dan Kopri untuk memperkuat basis keilmuan serta kapasitas intelektualnya di berbagai sektor—sosial, akademik, birokrasi, profesional, ruang publik, politik, dan ekonomi.

 

"Kader perempuan Aswaja harus hadir dengan basis massa yang kuat dan argumentasi berbasis ilmu. Hanya dengan cara itu, nilai-nilai Aswaja An-Nahdliyah bisa benar-benar hidup dalam ruang-ruang strategis pembangunan," pungkasnya.