• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Kota Banjar

KH Mu'in Abdurrohim Tegaskan Jika Ingin Punya Anak yang Cerdas itu Harus Belajar di Pesantren: Itu Perintah Allah

KH Mu'in Abdurrohim Tegaskan Jika Ingin Punya Anak yang Cerdas itu Harus Belajar di Pesantren: Itu Perintah Allah
KH Mu'in Abdurrohim Tegaskan Jika Ingin Punya Anak yang Cerdas itu Harus Belajar di Pesantren.
KH Mu'in Abdurrohim Tegaskan Jika Ingin Punya Anak yang Cerdas itu Harus Belajar di Pesantren.

Kota Banjar, NU Online Jabar
Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo KH Mu’in Abdurrohim mengungkapkan, jika seorang mukmin ingin mempunyai putra-putri yang cerdas itu harus belajar di pesantren.


“Jadi kalau ingin putra-putrinya orang islam pinter, bener, alim, sholeh beja dunia akhirat mesti mondok, karena itu adalah perintah Allah,”ungkap Kiai Mu'in saat memberikan sambutan pada kegiatan Akhirussanah Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo yang bertempat di gedung aula Munas & Konbes NU komplek Pesantren pada Sabtu (18/3/2023) yang disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Alazhar Citangkolo.


Kiai yang akrab disapa Abah Mu'in tersebut mengutip salah satu firman Allah dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 122:


​​​​​​​وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ ࣖ


Artinya: "Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal bersama Rasulullah) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya?" (Q.S At-Taubah; 122).


Abah Mu'in menilai, tidak harus semua orang yang beriman itu mondok. “Sebagian saja cukup putra-putrinya. Bapak ibunya di rumah mencari nafkah,” sambungnya.


Kiai yang juga merupakan salah seorang wakil Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat tersebut mencontohkan, bahwa semua orang alim itu belajar di pesantren, seperti pengarang kitab matan Al-Jurumiyah, yakni Ash-Shanhaji atau Abu Abdillah Sidi Muhammad bin Daud Ash-Shanhaji.


Ia mengungkapkan, ketika Ash-Shanhaji mengarang kitab matan Al-Jurumiyah itu sedang menjadi santri di Kairo, Mesir.


“Kitab matan jurumiyah ini dikarang oleh orang dari Maroko, kampungnya nama kampung Ash-Shanhaji wa ba'du ash shinhaji dan dia mondok, tidak hanya di Maroko saja bahkan sampai ke Mesir," tuturnya.


Abah Mu’in menyebut, Ash-Shanhaji dalam mengarang kitab matan Al-Jurumiyah ini penuh dengan keikhlasan.


“Ketika mengarang kitab jumurumiyah belum selesai beliau berangkat haji. Ketika di depan kabah terbang terbawa angin, dia matur ya allah menawi kitab niki kitab kulo karang ikhlas li wajhika karenamu ya allah kulo nyewun denpunwangsulaken dateng kulo malih sebab kitab niki dereng rampung, (ya allah kalo kitab ini saya karang ikhlas karenamu, ya allah saya minta dipulangkan ke saya lagi kalo kitab ini belum selesai) dan ternyata kitab itu balik lagi ke syekh Ash-Shanhaji di depan kabah. Begitu selesai mau pulang ke maroko lagi, di pinggir laut (pantai), beliau Kembali berujar “ya allah menawi kulo ngarang kitab niki ikhlas kagem panjenengan tok saya lempar ke laut kitab ini tidak basah (ya allah kalo ini saya karang ikhlas untuk panjenengan saja saya lempar ke laut tidak basah). Ternyata balik lagi kitabnya dan tidak basah. Berkah karena keikhlasannya, semua orang islam di dunia menjadikan kitab ini dasar dalam gramatika ilmu nahwu”, terangnya.


Abah Mu'in juga berpesan menyarankan kepada para santri yang telah menyelesaikan Pendidikan Diniyah tingkat Ulya untuk melanjutkan ke Ma’had ‘Aly. “Kalau yang sudah lulus Ulya jangan buru-buru pulang mukim, harus lanjut ke Ma’had ‘Aly. Ma’had ‘Aly itu statusnya sama dengan S1," pungkasnya.


Pewarta: Muhammad Afdzol Zul fikar
​​​​​​​Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Kota Banjar Terbaru