• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Kota Bandung

Webinar Pendidikan Politik Pemuda, Kopri Jabar Soroti Pentingnya Realisasi Kaum Perempuan

Webinar Pendidikan Politik Pemuda, Kopri Jabar Soroti Pentingnya Realisasi Kaum Perempuan
Webinar Pendidikan Politik Pemuda dan Perempuan, Kopri Jabar Soroti Pentingnya Realisasi Kaum Perempuan
Webinar Pendidikan Politik Pemuda dan Perempuan, Kopri Jabar Soroti Pentingnya Realisasi Kaum Perempuan

Bandung, NU Online Jabar
Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) PMII Jawa Barat menggelar webinar bertajuk “Pendidikan Politik Pemuda dan Perempuan: Realisasi  Pencapaian Keterwakilan Perempuan yang Efektif” Selasa (2/8).

 

Dalam webinar tersebut menghadirkan empat narasumber, yaitu Neng Eem Marhamah Anggota DPR RI Fraksi PKB, Zaki Hilmi Anggota Bawaslu Jawa Barat, Husnul Khotimah Anggota KPU Kabupaten Cirebon, dan Abdul Khanan Duta Petani Jawa Barat.

 

Ketua Kopri Jabar Winda Nurmaulida menyampaikan, kegiatan webinar ini sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam setiap proses politik, yang akan menentukan dan memberikan pengaruh dalam setiap pengambilan keputusan yang menentukan arah, serta tujuan bangsa dan negara.

 

“Tanpa adanya partisipasi politik dari warga negara, baik laki-laki maupun perempuan, tidak mungkin dapat terbentuknya suatu pemerintahan yang demokratis, tak terkecuali di Indonesia sebagai salah satu negara yang menganut sistem pemerintahan demokratis,” katanya.

 

“Guna menaikkan bargaining position, sangat terkait kepada bagaimana kaum perempuan diberdayakan dalam segala aspek kehidupan, terutama dalam bidang pendidikan. Untuk itu, Kopri PMII Jawa Barat menyoroti betapa pentingnya realisasi dari keterwakilan kaum perempuan yang efektif,” imbuhnya.

 

Sementara itu, Neng Eem dalam pemaparannya menyoroti terkait kurangnya prosentase keterwakilan perempuan di ruang-ruang publik yang strategis. Serta bagaimana ketercapaian target-target itu melalui berbagai strategi penguasaan ruang publik oleh perempuan. 

 

“Yang salah satunya dapat dipenuhi melalui peningkatan kapasitas pendidikan perempuan, peningkatan skill, penguatan jaringan, penguasaan bahasa, kemampuan komunikasi yang baik dan manajerial serta leadership,” terangnya.

 

Neng Eem Marhamah lanjutnya, menyebut prosentase keterwakilan perempuan di ruang-ruang publik yang strategis dinilai kurang. 

 

"Untuk mencapai ketercapaian target-target itu perlu berbagai strategi penguasaan ruang publik oleh perempuan, diantaranya melalui peningkatan kapasitas pendidikan perempuan, peningkatan skill, penguatan jaringan, penguasaan bahasa, kemampuan komunikasi yang baik dan manajerial serta leadership," tutur Neng Eem.

 

Zaki Hilmi dan Husnul Khotimah dalam pemaparannya, menyoroti isu-isu keterwakilan perempuan di ruang publik melalui pengalaman-pengalaman politik kaum perempuan pada periodesasi pemilihan presiden 2019 yang dilihat melalui kacamata Bawaslu dan KPU. Salah satunya, tentang bagaimana kuota 30% (affirmative action) dijalankan, keterwakilan perempuan dalam kelembagaan, partisipasi perempuan sebagai prinsip kepemerintahan yang efektif, serta aturan-aturan hukum yang terkait lainnya.  

 

Sementara Abdul Khanan sendiri memaparkan tentang bagaimana urgensi peran pemuda dalam ruang-ruang politik agar tidak pasif, dan selalu mau ambil bagian dalam ruang-ruang itu. Salah satunya pelibatan pemuda dalam pelaksanaan pemilu, serta bagaimana partisipasinya mampu menciptakan perubahan bagi bangsa dan negara.

 

Pewarta: Sri Melynda
Editor: Abdul Manap


Kota Bandung Terbaru