• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Kota Bandung

Tayang Perdana, “Dangiang Santri” Program Baru Lesbumi PWNU Jabar

Tayang Perdana, “Dangiang Santri” Program Baru Lesbumi PWNU Jabar
Tayang Perdana Dangiang Santri Lesbumi PWNU Jabar
Tayang Perdana Dangiang Santri Lesbumi PWNU Jabar

Bandung, NU Online Jabar
Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama Jawa Barat luncurkan program baru, yaitu “Dangiang Santri” dengan tagline “Nembongkeun ka Bisa ka Balarea,” merupakan program syiar digital yang dikemas dalam konsep talent show atau obrolan santai dengan cita rasa humor ala budaya Sunda.

 

Program tersebut akan diluncurkan pada Hari Jum’at 5 Agustus 2022 pukul 15.30 di Gedung Dakwah PWNU Jabar, sebagai episode pertama, akan tayangan perdana Live di Yotube NU Jabar Channel, dengan tajuk “Dangiang Santri dari Sukamiskin, Banyol Santri, Ngahaleang, sareng Nadoman”

 

Adapun narasumber pada acara tersebut yaitu Dr. KH Asep Salahuddin, Iip D Yahya dan Bah Farouk.

 

Program Dangiang Santri sebagai pengembangan dari program sebelumnya yaitu Guar Budaya dengan tagline “Nepakeun Rasa ka Papada Jalma.” 

 

Bedanya, Dangiang Santri ini mengulas kehidupan santri di pondok pesantren, baik dari sisi budayanya, pengajiannya, maupun potensi dan keilmuannya. Sedangkan program Guar Budaya yaitu mengulas dan mengangkat sosok Kiainya, atau ajengan sebagai gurunya santri, baik dari keilmuannya, kharismanya, keteladanannya maupun kesederhanaanya.

 

“Dangiang Santri salah satu bagian harokah Lesbumi menjabarkan dari tujuh strategi (kebijaksanaan) kebudayaan, untuk merespon syiar melalui digital dengan mengangkat sosok santri sebagai anak didik dari sang kiai atau ajengan,” ujar Dadan Madani, Ketua PW Lesbumi NU Jabar kepada NU Online Jabar, Rabu (3/8).

 

Program Dangiang Santri ini akan menjadi program berlanjut seperti halnya Guar Budaya. Guar Budaya tayang setiap satu minggu sekali di hari Jumat, sedangkan Dangiang Santri sebagai uji coba akan tayang dua minggu sekali.

 

“Untuk tiga bulan pertama, Dangiang Santri tayang setiap dua minggu sekali atau satu bulan dua kali, dan khusus ada satu episode yang dilaksanakannya di Papuri. Kenapa disana, yaitu untuk mengenalkan Papuri sebagai ruang kreasi Lesbumi, karena ada wisata edukasi yang dikelola Lesbumi,” tuturnya.

 

Ide dan gagasan dibuatnya program Dangiang Santri ini kata Dadan sapaan akrabnya, yaitu berawal dari usulan Direktur Media Center NU Jabar, Iip D Yahya agar membuat program untuk santri.

 

“Saya coba berpikir kemudian lahirlah Dangiang Santri dengan tagline Nembongkeun ka Bisa ka Balarea,” terang Kang Dadan.

 

Dengan tagline tersebut lanjutnya, bisa membayangkan apa yang akan diulas dalam acara tersebut, yaitu salah satunya memperlihatkan potensi dan kebudayaan santri. 

 

Menurut Dadan, sepuluh borang undang-undang kemajuan kebudayaan itu salah satunya ada di pesantren, yaitu literasi. Ngalogat dan baca kitab kuning merupakan tradisi pesantren NU sebagai budaya literasi.

 

“Budaya literasi di pondok pesantren itu ada, khususnya NU, yaitu ngalogat dan baca kitab kuning, sorogan, bandungan, dan balaghan itu termasuk pada budaya literasi, kitab kuning sebagai manuskrip karya para ulama abad terdahulu yang sering dilogat dan dibaca oleh santri sebagai sumber keilmuan,” ujarnya.

 

Sementara untuk tujuan dari program ini kata Kang Dadan, selain mengungkap budaya dan kehidupan santri di pondok pesantren, juga sebagai wadah untuk menunjukkan aktualitas diri santri. 

 

“Untuk membuktikan di tengah-tengah pondok pesantren yang kata orang tertinggal, kuno dan sering diterpa isu-isu yang memojokan segala macam, nah kita jawab, ini sebagai jawaban pesantren NU bahwa bisa eksis menyesuaikan perkembangan zaman, namun tidak mengubah ciri khas kepesantrenannya, juga untuk menepis isu-isu yang suka memojokan santri atau pesantren,” ungkapnya.

 

“Menjadi ruang para santri untuk memperkenalkan ke pesantren-pesantren agar potensi pesantren terangkat, kekayaan dan kebudayaannya,” pungkasnya. 

 

Pewarta: Abdul Manap


Kota Bandung Terbaru