Aktivitas santri di Nusantara mulai kembali, mengawali tahun pembelajaran 2022-2023 telah kembali ke Pesantren. Hal ini bagian dari warisan leluhur ajaran Wali Songo untuk menjadikan masyarakat Nusantara berislam ala Thoriqoh Mu’tabaroh Nahdliyah.
Santri tidak hanya belajar, mereka menjalankan amalan-amalan ala Thariqah agar merasakan nikmatnya beribadah kepada Allah Swt dan kecintaan ( المحبة) serta kerinduan (عاشق) kepada sosok panutan manusia Nabi Muhammad Saw.
Adapun amalan Thariqah yang masyhur (membumi) di kalangan santri adalah Ratibul Haddad. Ratib ini disusun oleh salah seorang ulama terkemuka dari Hadramaut, yakni al-Imam Syaikh al-Islam Quthb ad-Da’wah wa al-Irsyad Abdullah bin ‘Alawi bin Muhammad al-Haddad. Beliau merupakan seorang mujaddid (pembaharu), sebagai mercusuar penyebar cahaya keislaman ala Thariqah Ba’alawi atau Alawiyah di masanya.
Mengamalkan bacaan Ratib adalah Zikir yang merupakan sarana utama dalam menenteramkan hati bagi para santri untuk mendelatkan diri kepada Allah Swt (تقرب الي الله).
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram” (QS. Ar-Ra’d: 28).
Santri yang mendapati hatinya penuh ketentraman akan belajar dengan baik di Pesantren, segala proses daur santri akan mudah dijalaninya.
وأما حقيقة الحزب والورد والراتب فهو المعمول به تعبدا ونحوه وفى الإصطلاح مجموع أذكار وأدعية وتوجهات وضعت للذكر والتذكر والتعوذ من الشر وطلب الخير واستفتاح المعارف وحصول العلم مع جمع القلب والهم على الله تعالى
Baca Juga
Paradigma Baru Bahasa Asing di Pesantren
“Adapun hakikat hizib, wirid, dan ratib adalah sesuatu yang diamalkan dengan tujuan menyembah (kepada Allah) dan semacamnya. Sedangkan hizib, wirid, dan ratib secara istilah adalah kumpulan dzikir, doa dan tawajjuh yang dihimpun untuk dzikir, mengingat, meminta perlindungan dari keburukan, meminta kebaikan, memohon terbukanya kemakrifatan dan hasilnya pengetahuan yang dibarengi dengan fokusnya hati dan pikiran kepada Allah ta’ala” (Syekh ‘Abdullah bin Ahmad Basudan al-Kindi, Dzakhirah al-Ma’ad bi Syarhi Ratib al-Haddad, hal. 45).
Faedah dari membaca Ratibul Hadad ini terbilang cukup banyak, berikut di antara berbagai fadilah istiqamah mengamalkan ratibul haddad:
و فوائد راتب الحداد منها ما نقل شراح الراتب عن صاحبه رضي الله عنه أن من واظب على قراءته حرس الله بلده أي من البلايا والنقم . ومنها زيادة الغني والبركة والخير في داره
“Beberapa faedah Ratibul hadad di antaranya, penjelasan yang dikutip dari para ulama yang mensyarahi Rotib ini dari penyusun Ratib, Syekh Abdullah bin ‘alawi al-Haddad Radliyallahu ‘anhu bahwa orang yang rajin membaca rotib ini maka Allah akan menjaga negaranya dari beberapa cobaan dan siksaan. Faedah lainnya, bertambahnya kekayaan, barokah dan kebaikan di rumahnya.(Syekh Abu Bakar bin Ahmad al-Maliabar, al-Imdad bi Syarhi Ratib al-Haddad, hal. 56)
Amalan Ratibul Hadad yang didawamkan oleh para santri akan membentuk jati diri santri yang kuat jasmani dan rohaninya, berfikir luas dengan keilmuan yang berkah lagi memumpuni di segala bidang dan berbudi luhur (اخلاق الكريمة).
Abdul Mun’im Hasan, Pengurus LTN NU Kota Bogor
Terpopuler
1
Saat Kata Menjadi Senjata: Renungan Komunikasi atas Ucapan Gus Miftah
2
Susunan Kepanitiaan Kongres JATMAN 2024: Ali Masykur Musa Ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana
3
Kerja Sama NU dan ATR/BPN Percepat Sertifikasi Tanah Wakaf di Jawa Barat
4
Sungai Cikaso Meluap Akibat Tingginya Intensitas Hujan, Ratusan Rumah Terendam hingga Sejumlah Kendaraan Terbawa Arus
5
Khutbah Jumat: Cemas Amal Ibadah Tidak Diterima
6
NU Depok Peduli Kembali Bergerak, Siapkan Bantuan untuk Korban Bencana Alam
Terkini
Lihat Semua