Kabupaten Tasikmalaya

KH Tatang Astarudin: Ibadah Butuh Pengorbanan, Tapi Pengorbanan Karena Ibadah adalah Kebahagiaan

Ahad, 15 Juni 2025 | 08:20 WIB

KH Tatang Astarudin: Ibadah Butuh Pengorbanan, Tapi Pengorbanan Karena Ibadah adalah Kebahagiaan

Pimpinan Pondok Pesantren Mahasiswa Universal KH Tatang Astarudin saat menjadi memberikan taushiyah di Haul Akbar ke-2 Masyayikh Pesantren Cipasung Tasikmalaya. (Foto: Tangkapan Layar Cipasung TV).

Kabupaten Tasikmalaya, NU Online Jabar
Pimpinan Pondok Pesantren Mahasiswa Universal KH Tatang Astarudin mengatakan bahwa Pesantren Cipasung harus terus eksis sebagai pusat peradaban dan penuntun umat. Hal tersebut disampaikan saat memberikan taushiyah di Haul Akbar Masyayikh Pondok Pesantren Cipasung ke-2 di kompleks pesantren, pada Kamis (12/6/2025) malam.


Dalam kesempatan tersebut, Kiai Tatang mengutip perkataan filsuf Khalil Gibran, yakni 'Rumahmu bukanlah sebuah sarang, tetapi tiang utama sebuah kapal layar'. Menurutnya, pesan tersebut relevan untuk menggambarkan peran penting Cipasung sebagai pemandu arah umat.


 “Cipasung bukan sekadar rumah yang dimaknai sebagai sarang, tapi dia adalah tiang utama sebuah kapal layar. Sebuah kapal layar kalau tidak ada tiang dia tidak ada kekuatan untuk bergerak. Dia menjadi panduan, spirit, dan navigator mengarahkan langkah kita sehingga kita Insya Allah bahagian selamat dunia akhirat,” jelasnya.


Kiai yang saat ini menjabat sebagai salah seorang anggota Badan Wakaf Indonesia (BWI) tersebut menuturkan bahwa selain sebagai momen mengenang jasa para masyayikh, haul juga menjadi penguat komitmen untuk melanjutkan perjuangan pesantren dalam mencetak generasi unggul.


"Saya pernah Abah berpesan jangan sampai suatu saat orang mengatakan bahwa di sini pernah ada pesantren. Oleh karena itu, pesantren Cipasung harus terus ada sampai hari kiamat," tegasnya.


"Oleh karena itu, jangan cengeng, jangan rapuh. Mengurus pesantren, meneruskan perjuangan orang tua selain menjadi kewajiban kita itu adalah sebuah ibadah. Ibadah butuh pengorbanan, tapi pengorbanan karena ibadah adalah kebahagiaan. Cintai Cipasung dan perjuangannya, dan pengorbanan karena cinta adalah suka cita," tambah Kiai Tatang.


Lebih lanjut, Kiai yang saat ini juga menjabat sebagai Katib Syuriah PCNU kota Bandung itu  menekankan pentingnya kesadaran terhadap amanah. Ia menyebutkan bahwa setiap tanggung jawab sekecil apapun, harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan.


“Kalau amanah kecil saja kita abaikan, jangan bermimpi diberi amanah besar. Amanah adalah jalan untuk belajar bertanggung jawab, dan itu juga bagian dari ibadah,” tuturnya.


Sebelum diakhiri, Kiai yang akrab disapa Abi Tatang tersebut membacakan sebuah doa ijazah dari seorang kiai: 


اللهمَّ إِنَّكَ وَهَبْتَ لنا (أولاد - وتلامذ - وطلاب) من غَيْرِ حَوْلٍ مِنا ولا قوة. اللهم أعنا على تربيتِهِمْ، وَتَأْدِيهِمْ، وَبِرِهِمْ وَاجْعَلْ ذَلِكَ خَيْرًا لَنَا وَلَهُمْ


"Ya Allah, Engkau titipkan kepada kami (anak-anak, murid-murid, santri, mahasiswa). tanpa daya dan kuasa kami. Ya Allah tolong kami, bimbing kami, dalam mengajar. mendidik, dan mengasuh dan menjaga mereka Jadikan upaya yang kami lakukan menjadi kebaikan bagi kami dan mereka,".