• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Indramayu

Unik, Drum Band Kakek Nenek Ramaikan Khitan Massal, KH Ilyas: Magnet Kehadiran Warga

Unik, Drum Band Kakek Nenek Ramaikan Khitan Massal, KH Ilyas: Magnet Kehadiran Warga
Unik, Drum Band Kakek Nenek Ramaikan Khitan Massal, KH Ilyas: Magnet Kehadiran Warga.
Unik, Drum Band Kakek Nenek Ramaikan Khitan Massal, KH Ilyas: Magnet Kehadiran Warga.

Indramayu, NU Online Jabar
Pada Rabu, (12/10), ada pemandangan yang tidak lazim namun menarik perhatian pada saat arak-arakan di sebuah daerah di Indramayu yaitu musik drum band yang dimainkan oleh kurang lebih 12 orang generasi tahun 60-an, mayoretnya adalah seorang ibu-ibu dari generasi yang sama. 


Kegiatan itu dimulai sejak pukul 8 pagi dari halaman Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Huda Soga, Desa Tenajar Kidul, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu. Pawai itu menempuh rute perkampungan di Blok Soga dan Blok Bagor lalu kembali ke halaman madrasah untuk kemudian dilaksanakan Khitan Massal dan Marhabanan.


Yayasan Arsyadiyah sebagai yayasan yang bergerak di dunia pendidikan sejak tahun 1990 menaungi MI Miftahul Huda Soga tersebut, selain menanungi Raudlatul Athfal (RA) Al Karomah dan Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Arsyadiyah. Salah satu pendirinya adalah KH Ilyas Zaenudin yang saat ini menjadi Wakil Ketua Rois Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul (PCNU) Indramayu.


Kali ini KH Ilyas Zaenudin menggagas program Khitan Massal pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. 


"Khitan Massal sudah menjadi tradisi dan kebutuhan masyarakat di Blok Soga dan Bagor. Sebelumnya diadakan di Masjid Hidayatut Taqwa pada momen besar di bulan Rabiul Awal untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Karena tahun ini (masjid itu) tidak mengadakan, maka saya canangkan untuk diadakan di madrasah," ujarnya.


Adapun tujuannya adalah menyucikan anak didik kelas 1 MI atau RA atau anak yang belum dikhitan. KH Ilyas mengaku bersyukur karena kegiatan itu mendapat sambutan dan respons yang baik dari masyarakat sekitar.


"Terbukti ada tujuh anak peserta khitan, bukan hanya anak didik RA atau MI, ada juga anak di bawah umur yang belum sekolah dan yang sekolah di luar MI atau RA. Ini menunjukkan betapa Khitan Massal menjadi sebuah kebutuhan di mana bukan hanya soal berapa harga sunat, namun kemeriahannya," tuturnya.


Menurut KH Ilyas, anggapan Khitan Massal adalah untuk anak miskin atau yatim piatu tidak berlaku di daerah tersebut, kegiatan itu nyatanya berlaku untuk siapa saja yang memang ingin sunat.


Selain itu, KH Ilyas juga menuturkan bahwa alat-alat drum band sengaja dimainkan oleh orang dewasa, bukan oleh anak-anak. Tujuannya yakni untuk mengumpulkan masyarakat.


"Saya berfikir, kalau anak atau remaja yang pegang alat drum band, itu biasa.Tetapi kalau orang tua atau aki-aki (yang memainkannya), itu sangat jarang dan tentu ini menjadi magnet kehadiran masyarakat," katanya.


Sebagai informasi, rangkaian acara itu disambut baik oleh jamaah karena bukan tentang enak atau bagusnya alat itu dimainkan, kata KH Ilyas, tapi karena menghadirkan tawa bahagia masyarakat dan peserta khitan.


Pewarta: Ummu Kulsum
Editor: Ari AJ


Indramayu Terbaru