• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Indramayu

Ngaji Bersama Gus Fahmi Hadziq Cucu Pendiri NU: Mbah Hasyim Gemar Silaturahim

Ngaji Bersama Gus Fahmi Hadziq Cucu Pendiri NU: Mbah Hasyim Gemar Silaturahim
Ngaji Bersama Gus Fahmi Hadziq Cucu Pendiri NU: Mbah Hasyim Gemar Silaturahim
Ngaji Bersama Gus Fahmi Hadziq Cucu Pendiri NU: Mbah Hasyim Gemar Silaturahim

Indramayu, NU Online Jabar
Pengajian rutin bulanan Ikatan Alumni Pondok Pesantren.Tebuireng Jombang (Ikapete) Indramayu terasa istimewa karena langsung dihadiri Cucu Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU) Hadratussyekh Hasyim Asy'ari, Gus Fahmi Hadziq. Kitab yang disampaikan Gus Fahmi adalah salah satu karya KH Hasyim Asy’ari yaitu "Kitab Attibyan".


Pengajian ini dilaksanakan di kediaman salah satu kader NU, Amroni, di Jln. Lemah Abang, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu pada Senin (18/07).


Acara pengajian ini diawali dengan ijazah istighotsah Rais Akbar yang dihadiri alumni, para kyai, serta kader NU lainnya. Tak sedikit dari pengakuan peserta bahwa pengajian tersebut seolah membawa mereka ingat pada suasana di kala masih nyantri di Pondok Pesantren Tebuireng.


Kitab Attibyan yang disuguhkan terdiri atas empat risalah yaitu Muqodimah Qonun Asasi NU, penguatan tentang bermazhab, beberapa nasihat Rais Akbar NU, dan 40 hadits dasar-dasar ke-NU-an. Kitab ini disusun oleh kakak kandung Gus Fahmi Hadziq yaitu Gus Ishom Hadziq, saat itu ia digadang-gadang sebagai pengganti Gus Dur karena kealimannya. Namun Allah Swt lebih mencintainya sehingga ia tutup usia pada umur yang masih sangat muda.


Dalam penjelasannya, Gus Fahmi menyampaikan bahwa salah satu mukjizat Al Qur'an itu mudah dihafal, hal ini tidak terjadi pada kitab lainnya. Ia menyatakan belajar ilmu agama membutuhkan sanad yaitu guru yang kualitas keilmuan dan spiritualnya jelas sehingga dapat dipertanggungjawabkan dunia akhirat.


“Begitulah tradisi sanad keilmuwan yang dilestarikan di Pesantren Nahdiyyin. Hadratussyekh memberikan garansi, "siapapun yang mau khidmah di NU maka secara otomatis menjadi santri Hadratussyekh Hasyim Asy'ari",” ujarnya.


Gus Fahmi juga menjelaskan bahwa periode terbaik NU adalah periode ketika Hadratussyekh masih ada karena pendiri NU itu adalah sosok yang menyelesaikan langsung saat ada masalah di NU. 


Menelitik sejarah, Gus Fahmi menuturkan para Rais ‘Aam dahulu menjadi Rais ‘Aam tanpa kampanye mencari pengakuan, mereka bahkan merasa bersedih saat mendapat amanat tersebut. Hal itu terlihat berbeda dengan kondisi beberapa dekade terakhir.


“Ada satu hal yang menjadi kegemaran Hadlratussyekh yang perlu diteladani (yaitu) kegemaran bersilaturahim. Hadits mengisyaratkan (bahwa silaturahim) dapat memperluas rezeki dan memanjangkan umur, dengan logika bahwa silaturahim dapat membuka jaringan usaha dan peluang bisnis serta silaturahmi itu (juga) aktifitas jalan-jalan yang menyenangkan dan dapat meningkatkan daya imun kita yang secara medis berpotensi berumur lebih panjang,” katanya.


Tak hanya itu, secara tegas Hadratussyekh menyebutkan, lanjut Gus Fahmi, bahwa silaturahim adalah bagian dari Afdholul Qurobaat atau bagian dari cara mendekatkan diri pada Allah SWT yang paling utama.


Kemudian pengajian itu ditutup dengan ungkapan perasaan rindu kepada para muasis NU, serta refleksi eksistensi santri sebagai kader NU yang berimplikasi terhadap solid tidaknya NU sebagai benteng keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


Pewarta: Rosidin
Editor: Ari AJ


Indramayu Terbaru