• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Hikmah

Tiga Nasihat Rasulullah kepada Seorang Sahabat yang Jarak Rumahnya Jauh dari Masjid

Tiga Nasihat Rasulullah kepada Seorang Sahabat yang Jarak Rumahnya Jauh dari Masjid
Ilustrasi: NU Online
Ilustrasi: NU Online

KH Bahaudin Nursalim atau yang lebih akrab disapa Gus Baha menyampaikan sebuah kisah sahabat yang ingin ikut mengaji bersama Rasulullah SAW, namun terkendala jarak sebab rumahnya yang jauh dari masjid. 

Kendala itu kemudian diketahui  Rasulullah SAW. Karena itulah, ia meminta para sahabat untuk mencari sahabat itu dan disuruh menghadapnya. Singkat cerita, terjadilah pertemuan antara sahabat itu dengan Nabi Muhammad SAW hingga terjadilah sebuah dialog.

“Benarkah kamu ingin ikut belajar di sini?” tutur Gus Baha menggambarkan perkataan Rasulullah. 

“Benar, ya Rasul.”

“Saya akan memberimu sebuah nasihat yang berisi tiga perkara. Ini merupakan ilmu orang-orang terdahulu dan juga orang-orang kemudian. Tiga ilmu ini sudah sangat cukup untuk kamu terapkan dalam keseharianmu.”

Gus Baha juga menambahkan guyon bahwa tiga ilmu ini bisa membuat para jamaah tidak perlu mengikuti pengajian lagi dikarenakan dahsyat ketiga hal ini. Sontak hal ini disambut gelak tawa para jamaah.

“Yang pertama, Khaufullahi fi sirri wa ‘alaniyah, takutlah pada Allah baik dalam kesepian maupun keramaian,” Lanjut Gus Baha membacakan hadis Nabi.

Dalam kesempatan ini, Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA ini juga menyanggah pernyataan golongan jadzab yang terkadang membenarkan perilaku maksiat di hadapan umum dengan dalih keadaan takwa sebenarnya adalah ketika berada dalam keadaan sendiri.

“Makanya aneh ketika orang-orang jadzab itu mempertontonkan maksiat di depan umum,” ujar Gus Baha

“Tapi Gus, itu kan hanya pura-pura saja. Aslinya mereka itu takwa jika dalam keadaan sendiri.” Lanjut Gus Baha menggambarkan pembelaan kaum jadzab.

“Oh ya nggak bisa. Takwa itu harus tetap dilaksanakan baik dalam keadaan sepi maupun ramai.”

Gus Baha kemudian melanjutkan pembahasan selanjutnya dari tiga nasehat Nabi pada seorang sahabat.

“Yang kedua, Amsik lisanaka ‘an al-khalqi. Jagalah lisanmu dari menjelek-jelekkan orang lain,”sambungnya.

Beliau kemudian menjelaskan bahwa kita tidak boleh membicarakan orang lain melainkan hanya hal-hal positif tentangnya. Kita juga diminta untuk tidak terjebak dalam paham ekstremis seperti Khawarij yang seringkali memvonis salah terhadap orang lain. 

“Ada yang hafal Qur’an dikomentari kok nggak lancar? Ada yang lancar, kok nggak paham tafsirnya? Ada yang paham tafsirnya, kok nggak diamalkan? Orang seperti ini yang perkataanya selalu jelek.” Ujar Gus Baha ketika memberi contoh yang harus dihindari oleh jamaahnya.

“Yang ketiga, Wa undzur hubzaka alladzi ta’kuluhu hatta yakuuna min al-halal. Jagalah apa yang kamu makan, dan pastikan bahwa itu perkara yang halal. Artinya, jika kamu yakin akan kehalalannya ya silahkan dimakan. Kalau tidak yakin ya sudah, tinggalkan saja,”  pungkas Gus Baha.

Penulis: Acep Ridwan Maulana
Editor: Abdullah Alawi 

 


Hikmah Terbaru