• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Hikmah

Muharram Satu dari Empat Bulan yang Mulia dalam Islam

Muharram Satu dari Empat Bulan yang Mulia dalam Islam
Muharram Satu dari Empat Bulan yang Mulia dalam Islam (Ilustrasi: A Manap)
Muharram Satu dari Empat Bulan yang Mulia dalam Islam (Ilustrasi: A Manap)

Muharram merupakan bulan pertama dari 12 bulan yang ada dalam penanggalan Hijriyah. Dari sejumlah bulan tersebut, Allah swt telah memilih empat di antaranya sebagai bulan-bulan mulia (asyhurul hurum), yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharrram, dan Rajab. Keempat bulan ini memiliki keutamaan tersendiri yang tidak dimiliki oleh delapan bulan yang lainnya.

 

Berikut keutamaan dari bulan-bulan mulia tersebut.

 

1. Bulan istimewa  

Segala hal yang telah Allah pilih pasti memiliki keistimewaan. Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, "Allah telah memilih utusan dari sekian malaikat, memilih rasul dari sekian manusia, memilih dzikir dari sekian ucapan biasa, memilih masjid dari hamparan bumi."

 

"Kemudian, Allah telah memilih bulan Ramadhan dan asyhurul hurum dari keseluruhan bulan, memilih Jum`at dari beberapa hari, memilih lailatul qadar dari malam-malam lainnya. Maka muliakanlah segala hal yang Allah muliakan." 

 

2. Peningkatan kualitas takwa  

Berbeda dengan bulan-bulan pada umumnya, pada asyhurul hurum setiap muslim dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas takwa. Sebab, orang yang melakukan maksiat pada keempat bulan tersebut akan mendapat balasan dosa lebih besar.   


Selain dosa yang mengalami pelipatgandaan balasan, pahala amal ibadah juga demikian. Salah satunya adalah orang yang melakukan puasa sunnah pada bulan Muharram akan mendapat pahala 30 kali lipat. Diriwayatkan dalam satu hadits Nabi:  


عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ كَاَن لَهُ كَفَارَةً سَنَتَيْنِ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا. (رواه الطبراني في الصغير وهو غريب وإسناده لا بأس به)   


Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa’.” (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah).


3. Bulan perdamaian  

Pada zaman Rasulullah saw perang menjadi salah satu instrumen dakwah dengan beberapa ketentuan. Hanya, ketika memasuki bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharrram, dan Rajab, Allah memerintahkan mereka untuk melakukan gencatan senjata. Kecuali jika pihak musuh yang memulai peperangan, maka umat Islam saat itu boleh membalasnya kendati berada di asyhurul hurum.


Editor: Abdul Manap
Sumber: NU Online


Hikmah Terbaru