• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Hikmah

KOLOM BUYA HUSEIN

Jalan Kaki ke Masjid Nabi 

Jalan Kaki ke Masjid Nabi 
Jalan Kaki ke Masjid Nabi 
Jalan Kaki ke Masjid Nabi 

Bulan Haji kemarin (2023) aku dianugerahi undangan berangkat Haji. Bersamaku ada sejumlah kiai dari beberapa daerah. Rombongan Kami disebut 'Mustasyar Diny Haji', antara lain Kiai Anwar Iskandar, Ketum MUI. Alhamdulillah. Nah usai melaksanakan ibadah Haji, kami berangkat ke Madinah, untuk shalat di masjid Nabawi sekaligus ziarah ke 'Pesarean' Rasulullah SAW, dan dua orang sahabat beliau (Abu Bakar dan Umar bin al Khattab), yang di dalam masjid tersebut.


Nah, manakala aku tiba di hotel, tempat penginapan, yang letaknya tidak jauh dari masjid Nabawi, aku tiba-tiba ingat kisah Imam Malik bin Anas. Seorang mujtahid besar, pendiri aliran Fiqih (mazhab) yang dikenal dengan namanya "Mazhab Maliki". Beliau lahir di kota suci kedua ini. (93 H dan -179 H).


Beliau tinggal di sebuah desa. Beliau hampir setiap hari ke masjid Nabi, untuk shalat, mengaji dan menulis hadits. Beliau disebut sebagai orang pertama yang menghimpun hadits-hadits Nabi dalam bukunya "al Muwattha".


Dikisahkan, sepanjang perjalanan menuju masjid mulia itu Imam Malik tidak pernah naik kendaraan, meski saat usianya sudah lansia dan lemah. Beliau lebih memilih berjalan kaki. Ketika ditanya mengapa begitu, beliau menjawab bahwa di Madinah ini terdapat tempat istirahat Rasulullah saw. Beliau sangat menghormati Nabi yang mulia itu, Muhammad, Shallallah ‘alaih Wasallam.


Lalu beliau mengatakan :


أستحي من الله أن أطأ تربة فيها رسول الله بحافر دابة .


“Aku malu kepada Allah jika kaki kendaraanku menginjak tanah di mana Rasulullah berada/beristirahat”. (Baca: Qadhi ‘Iyadh, dalam “al-Syifa bi Ta’rif Huquq al-Musthafa, pasal 7 : I’zaz wa Ikram Man Lahu Shilah bih Shallallah ‘alaih Wasallam).


Aku ternyuh dan menangis sendirian di kamarku. Lalu aku segera keluar menuju masjid dengan jalan kaki, meski disediakan dan ditawarkan teman, untuk menggunakan kursi roda, sebagaimana saat aku menjalani Sa'i di bukit shafa-marwa di masjidil Haram.


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU


Hikmah Terbaru