• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Hikmah

Kolom Buya Husein

Abu Al 'Ala Al Ma'arri: Kontroversial (4)

Abu Al 'Ala Al Ma'arri: Kontroversial (4)
Abu Al 'Ala Al Ma'arri. (Ilustrasi: FB Husein Muhammad).
Abu Al 'Ala Al Ma'arri. (Ilustrasi: FB Husein Muhammad).

Oleh: KH Husein Muhammad
Pikiran-pikiran liberal Al-Ma’arri melahirkan resistensi keras dari para ulama. Ia terlalu sering dituduh sesat, atheis, kafir zindiq dan murtad. Ia adalah salah satu tiga cendikiawan legendaries yang mendapat tuduhan seperti ini. Dua orang lainnya adalah : Ibnu Rawandi (w.864 M) dan Abu Hayyan al-Tauhidi (w. 1009 M). Buku karya Abu Hayyan  yang sangat terkenal dan pernah saya baca adalah : “Al-Imta’ wa al-Mu-anasah”.

 

Boleh jadi untuk hari ini ia akan disebut dedengkot “JIL”, kata yang dimaknai secara pejorative dan stigmatic, meski sering tanpa pernah memahami substansi atau isi pikirannya.

 

Tetapi orang sepakat bahwa Ma’arri adalah seorang darwish, seorang zahid, seorang yang bersahaja. Ia tidak suka kemewahan. Ia juga seorang vegetarian. Makanan sehari-harinya adalah sayur-sayuran dan buah-buahan. Ia menolak makan daging binatang apapun, telor, susu dan madu. Boleh jadi hal ini karena ia membayangkan penderitaan hewan dan burung ketika harus disembelih. Dalam  “Luzum Ma La Yalzam” atau dikenal dengan judul “Luzumiyyat”, Ma’arri mengatakan :

 

الحمد لله قد اصبحت فى دعة 
 أرضى القليل ولا أهتم بالقوت
وشاهد خالقى أن الصلاة له  
 أجل عندى من درِّى وياقوت

 

Segala puji bagi Tuhan semata
Aku menjadi menerima saja diberi seberapapun
Aku tak berminat pada makanan
Aku bersaksi kepada Tuhan Pencipta kehidupan
Shalat bagiku lebih agung daripada intan dan permata 


Hikmah Terbaru