• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Garut

Kisah KH Aceng Emad Muhammad Mengarang Shalawat Munkhariqah Sampai Bertemu Rasulullah Saw

Kisah KH Aceng Emad Muhammad Mengarang Shalawat Munkhariqah Sampai Bertemu Rasulullah Saw
Kisah KH Aceng Emad Muhammad Mengarang Shalawat Munkhariqah Sampai Bertemu Rasulullah Saw. (Foto: NUJO/Salim)
Kisah KH Aceng Emad Muhammad Mengarang Shalawat Munkhariqah Sampai Bertemu Rasulullah Saw. (Foto: NUJO/Salim)

Garut, NU Jabar Online
Almarhum KH Aceng Emad Muhammad bin KH Muhammad bin Syaikhul Masyaikh asy-Syekh KH Muhammad Umar Bashri merupakan sosok ulama yang sangat gemar bershalawat. Diceritakan oleh Aceng Aip Mukhtar Fauzi (adiknya), KH Aceng Emad Muhammad (Aceng Emad) hafal sebanyak empat ribu shalawat dari sekian ribu atau bahkan puluhan ribu shalawat. 

 

Hal itu terungkap dalam momentum mengenang 40 hari wafatnya Aceng Emad di Pondok Pesantren Safinatul Faizin Fauzan II Kampung Bendapari, Desa Najaten, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut pada Sabtu (20/8/22). 

 

Berdasarkan penuturan lain dari putranya yakni Aceng Aad Muhammad dikatakan bahwa semasa hidupnya, Aceng Emad selalu berharap usianya tidak melebihi usia wafatnya Rasulullah Saw. Qadarullah, Aceng Emad wafat pada usia yang hampir sama dengan Rasulullah Saw yakni 63 tahun. 

 

Selain hafal Al-Quran dan empat ribu shalawat, Aceng Emad pada masa mudanya diperintah oleh ayah dan gurunya untuk mengarang shalawat. Karena ayah dan gurunya menganggap bahwa kecintaan Aceng Emad kepada Rasulullah Saw kurang sempurna jika belum bisa mengarang shalawat.

 

"Ceng da Aceng mah ges cekap ngarang shalawat, lamun Aceng teu ngarang shalawat, kurang sampurna ka cintaan Aceng ka kanjeng Rosul (Ceng, da Aceng sudah cukup mengarang shalawat, kalau Aceng tidak mengarang shalawat, kurang sempurna kecintaan Aceng kepada Kanjeng Rasul)," Kata guru beliau ketika menyuruhnya untuk membuat shalawat.

 

Hal itulah yang menjadi motivasi Aceng Emad untuk mengarang shalawat sebagai tanda kecintaan beliau kepada baginda Rasulullah Saw. Salah satunya, shalawat karangan Aceng Emad yaitu shalawat Munkhariqah. 

 

Konon, selain di suruh oleh ayahanda dan guru tercintanya, shalawat Munkhariqah ini dikarang ketika beliau sangat ingin berziarah ke Baitullah pada tahun 1996. 

 

Sejak saat itu, Aceng Emad mengarang shalawat tersebut lalu diamalkan, di saat Aceng Emad mengamalkan shalawat tersebut, Aceng Emad didatangi Nabi Muhammad Saw. Rasulullah Saw datang untuk memberitahunya bahwa shalawat yang ia lantunkan selama ini diterima olehnya. 

 

"Sudah-sudah, shalawatmu sudah saya terima. Nanti kamu akan pergi ke Makkah kita akan berjumpa lagi di sana," ujar Aceng Aad mengulangi ucapan ayahandanya.

 

Diceritakan pula bahwa tidak lama setelah kejadian tersebut, Aceng Emad pun pergi menunaikan ibadah Haji dan bertemu kembali dengan baginda Rasulullah Saw. 

 

Semasa hidupnya, Aceng Emad berpesan kepada para putranya agar selalu panjeug (teguh) menghadap kepada Allah Swt.

 

"Sing panjeug ka pangeran, kuatkeun iman jeung islam, eta anu bakal nyalametkeun urang jaga di akherat. Sok sing kuat sing panceg do'a apa aya dina rohmatna pangeran (harus panjeug (teguh) kepada Allah, kuatkan iman dan Islam, karena hal tersebut yang akan menyelamatkan kita di akhirat kelak. Harus kuat, harus teguh, do'a Bapak ada dalam rahmat-Nya)," tutur Aceng Aad menyampaikan kembali amanat dari ayahnya.

 

Sebelum wafat, Aceng Emad berpesan kepada istri dan anak-anaknya untuk membacakan shalawat nuridzat, hal tersebut dimaksudkan karena berharap saat wafatnya nanti disertai dengan cahaya Rasulullah Saw. Pesan tersebut disampaikannya saat masih dirawat di Rumah Sakit Pamengpeuk, Garut.

 

Selain ahli shalawat, Aceng Emad juga merupakan ahli tirakat, iapun terkenal sebagai ahli pengobatan melalui media air atau sering dikenal tabib atau ahli hikmah di kalangan masyarakat.

 

Pada peringatan 40 hari almarhum, ribuan masyarakat dari berbagai pelosok tumpah ruah ikut mendoakan almarhum sebagai bentuk penghormatan sekaligus berharap akan keberkahan dari almarhum Aceng Emad. Terutama keluarga besar dari Pondok Pesantren Fauzan 1-8.

 

Pewarta: Muhammad Salim
Editor: Agung Gumelar


Garut Terbaru