• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Garut

Hadiri Pendidikan Kaderisasi Dai, KH Sirojul Munir Ajak Para Pendakwah Bumikan NU di Masyarakat

Hadiri Pendidikan Kaderisasi Dai, KH Sirojul Munir Ajak Para Pendakwah Bumikan NU di Masyarakat
Hadiri Pendidikan Kaderisasi Dai, KH Sirojul Munir Ajak Para Pendakwah Bumikan NU di Masyarakat
Hadiri Pendidikan Kaderisasi Dai, KH Sirojul Munir Ajak Para Pendakwah Bumikan NU di Masyarakat

Garut, NU Online Jabar
Salah seorang Wakil Ketua tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Garut, KH Sirojul Munir mengatakan bahwa rugi besar jika para pendakwah agama tidak menyampaikan ilmu yang dimilikinya kepada masyarakat umum. Menurutnya, menjadi sebuah kesalahan bahkan akan menjadi sebuah dosa yang sangat besar jika seorang dai tidak mampu menyampaikan ilmunya kepada umat, mengingat ilmu agama itu sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. 


"Menjadi dosa besar jika manakala kalian sudah mempunyai ilmu, namun ilmu itu tidak disampaikan kepada umat di tengah-tengah kalian," ucapnya saat memberi sambutan pada acara Pendidikan Kaderisasi Da'i (PKD) Lembaga Dakwah (LDNU) Kabupaten Garut di Ponpes Tarbiatul Aulad Tambakbaya Dano-Leles, Sabtu (23/12/2023). 


Kiai yang akrab disapa Kiai Munir itu menyampaikan bahwa salah satu ilmu yang perlu dijelaskan kepada umat yakni terkait dengan pengetahuan ke-NU-an. Ia menilai, meskipun kebanyakan masyarakat di Indonesia mengenal NU, namun belum tentu sepenuhnya mampu memahami tentang kedalaman NU. 


"Secara detail, saya yakin setiap orang belum tentu memahami tentang ke-NU-an. Oleh karen itulah pendidikan kaderisasi yang diperuntukkan bagi para da'i ini menjadi sangat penting. Saya berharap para pemateri pendidikan kaderiasi da'i mampu menjelaskan terkait dengan ke-NU-an secara terperinci dan jelas," tuturnya. 


Kia Munir menjelaskan pemahaman terkait dengan ke-NU-an menjadi sangat penting disebabkan karena tantangan kehidupan keberagamaan yang sangat komplek. Ia menilai, tantangan itu yakni terkait dengan pemahaman Islam anti madzab dan tasawuf. 


"Sebagai contoh, sekarang banyak orang atau kelompok yang memahami Islam khususnya Al-Qur'an dan hadis yang tidak dipahami sebagai mana mestinya, namun dipahaminya hanya berdasarkan akalnya saja. Padahal tidak demikian, untuk memahami Islam sejatinya diperlukan pendekatan mazhab, dan mazhabnya pun tidak sembarangan, yakni mazhab yang mutabaroh/terferivikasi," tuturnya. 


"Mazhab yang mutabaroh itu baik terkait dalam hal tauhid, ubudiyah, maupun tasawuf. Dalam bidang tauhid kita NU berpegang pada akidah Imam Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Manshur Al-Maturidi, dalam bidang ubudiyah atau amal kita berpegang pada salah satu dari empat mazhab: Maliki, Hanafi, Syafi'i, dan Hambali, sementara dalam bidang tasawuf berpegang teguh pada Imam Abu Hamid Al-Ghozali dan Imam Junaid Al-Baghdadi," jelas Kiai Munir. 


Tantangan keberagamaan yang lain, tambah Kiai Munir, yakni terkait dengan banyaknya ormas-ormas Islam yang berlindung di atas nama ahlussunnah wal jamaah, namun tidak berpegang pada pemahaman ahlussunnah wal jamaah yang sesungguhnya. 


"Dulu banyak ormas-ormas yang menentang ahlussunnah wal jamaah, namun kini banyak orang yang mengaku ahlussunnah wal jamaah. Oleh karena itu untuk membedakannya maka ahlussunnah wal jamaah kita adalah ahlussunnah wal jamaah annahdliyah, "tandas kiai yang menjabat sebagai ketua Majelis Ulama Ulama (MUI) Kabupaten Garut itu. 


Garut Terbaru