Doa

Munajat Sahabat Abbas RA Ketika Kemarau Tiba dan Kekeringan Melanda

Selasa, 3 Oktober 2023 | 13:11 WIB

Munajat Sahabat Abbas RA Ketika Kemarau Tiba dan Kekeringan Melanda

Saat kemarau melanda. (Ilustrasi/freepik)

Munajat adalah doa yang dipanjatkan dengan sepenuh hati, bertujuan mengharapkan keridlaan, memohon ampunan dan meminta bantuan kepada Allah Swt agar diberikan solusi dan jalan keluar bagi permasalahan yang sedang dialami.


Hal inilah yang dilakukan oleh sahabat Abbas radiallahu’anhu ketika kemarau panjang tiba dan kekeringan melanda. Saat itu, tepatnya pada tahun 18 Hijriah masyarakat dilanda kemarau panjang hingga sembilan bulan lamanya, yang menyebabkan kekeringan terjadi.


Tak tahan dengan kondisi tersebut, masyarakat kemudian melaporkan keadaan itu kepada amirul mukminin Sayyidina Umar bin Khattab yang saat itu menjadi khalifah setelah wafatnya khalifah Abu Bakar ash-Shidiq.


Mendengar laporan itu, khalifah Umar bin Khattab kemudian mendatangi sahabat Abbas radiallahu’anhu dan memintanya untuk berdoa kepada Allah Swt, meminta agar cepat diberikan solusi atas permasalahan tersebut.


Sahabat Abbas kemudian menuruti perintah pimpinannya itu, dan benar saja, tidak berapa lama setelah sahabat Abbas berdoa, hujan tiba-tiba turun di wilayah itu seolah menandakan bahwa Allah mengabulkan doa sahabat Abbas untuk mengatasi masalah kekeringan tersebut.


Melansir NU Online, Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki dalam Ibanatul Ahkam mengutip doa istisqa yang dibaca oleh Sayyidina Abbas RA sebagai berikut:


 اَللَّهُمَّ إِنَّهُ لَمْ يُنْزَلْ بَلَاءٌ إِلَّا بِذَنْبٍ وَلَمْ يُرْفَعْ إِلَّا بِتَوْبَةٍ وَهَذِهِ أَيْدِيْنَا إِلَيْكَ بِالذُّنُوْبِ وَنَوَاصِيْنَا إِلَيْكَ بِالتَّوْبَةِ فَاسْقِنَا الغَيْثَ 


Allāhumma innahū lam yunzal balā’un illā bi dzanbin, wa lam yurfa‘ illā bi taubatin. Wa hādzihī aydīnā ilaika bid dzunūb. Wa nawāshīnā ilaika bit taubah. Fasqinal gaytsa. 


Artinya, “Ya Allah, sungguh bala tidak diturunkan kecuali karena dosa dan ia tidak diangkat kecuali karena tobat. Ini tangan kami berlumur dosa menyerah kepada-Mu dan ini kepala kami bertobat menghadap-Mu. Oleh karena itu, turunkan hujan untuk kami,” (Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki, Ibanatul Ahkam, [Beirut, Darul Fikr: 1996 M/1416 H], cetakan pertama, juz II, halaman 128).


Adapun berikut ini adalah doa istisqa Sayyidina Abbas RA pada riwayat lain:


 اَللَّهُمَّ إِنَّهُ لَمْ يُنْزَلْ بَلَاءٌ إِلَّا بِذَنْبٍ وَلَمْ يُكْشَفْ إِلَّا بِتَوْبَةٍ، وَقَدْ تَوَجَّهَ القَوْمُ بِيْ إِلَيْكَ لِمَكَانِيْ مِنْ نَبِيِّكَ، وَهَذِهِ أَيْدِيْنَا إِلَيْكَ بِالذُّنُوْبِ وَنَوَاصِيْنَا إِلَيْكَ بِالتَّوْبَةِ فَاسْقِنَا الغَيْثَ  


Allāhumma innahū lam yunzal balā’un illā bi dzanbin, wa lam yuksyaf illā bi taubatin. Wa qad tawajjahal qawmu bī ilaika li makānī min nabiyyika. Wa hādzihī aydīnā ilaika bid dzunūb. Wa nawāshīnā ilaika bit taubah. Fasqinal gaytsa. 


Artinya, “Ya Allah, sungguh bala tidak diturunkan kecuali karena dosa dan ia tidak diangkat kecuali karena tobat. Umat ini tengah menghadap kepada-Mu melaluiku karena kedudukanku di sisi nabi-Mu (Nabi Muhammad SAW). Ini tangan kami berlumur dosa menyerah kepada-Mu dan ini kepala kami bertobat menghadap-Mu. Oleh karena itu, turunkan hujan untuk kami.”


Demikian doa yang dipanjatkan sahabat Abbas RA ketika mohon pertolongan Alla Swt saat kemarau panjang tiba dan kekeringan melanda. Semoga kita senantiasa selalu mendapat lindungan Allah Swt dari segala bencana yang melanda. Wallhua’lam.