PBNU Instruksikan Pembacaan Sholawat Nahdliyah, PCNU Kota Depok Pelopori Relaunching di Puncak HSN 2024
Selasa, 25 Februari 2025 | 13:48 WIB
Handy Fernandy
Kontributor
Depok, NU Online Jabar
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) secara resmi menginstruksikan pembacaan kembali Sholawat Nahdliyah atau Wirid Manhal dalam setiap kegiatan Nahdlatul Ulama (NU) di seluruh Indonesia dan luar negeri. Instruksi ini bertujuan untuk menghidupkan kembali amalan yang pernah dirilis pada Muktamar NU ke-27 di Situbondo pada tahun 1984.
Menindaklanjuti instruksi tersebut, PCNU Kota Depok telah lebih dahulu mengambil langkah strategis dengan melakukan relaunching Sholawat Nahdliyah dalam acara malam puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2024 Kota Depok pada 26 Oktober 2024.
Ketua PCNU Kota Depok, KH Achmad Solechan, menegaskan bahwa peluncuran kembali sholawat ini merupakan bentuk penyebaran doa yang memiliki nilai historis bagi perjuangan para Masyayikh Nahdlatul Ulama.
“Maka malam ini kami, PCNU Kota Depok, menebarkan doa yang pernah dirilis pada tahun 1984 tepatnya saat Muktamar NU Ke-27 di Situbondo, untuk membangkitkan kembali semangat perjuangan para Masyayikh Nahdlatul Ulama,” ujar KH Achmad Solechan, Selasa (25/2/2025).

Sholawat Nahdliyah sendiri telah lama dikenal dan diamalkan di Lombok serta mengalami perkembangan dalam bentuk lagu oleh Gus Munir Attambrani, Ketua Lesbumi NU Kota Depok, bersama grup musik Debu. Popularitasnya semakin meningkat hingga nama TGH. Ma’arif Makmun menjadi viral di Kota Depok, Cianjur, hingga Kalimantan.
Melihat antusiasme yang tinggi terhadap sholawat ini, PBNU memutuskan untuk menjadikannya sebagai aset nonbenda Nahdlatul Ulama. Penyerahan resmi Wirid Manhal dilakukan dalam rangkaian peringatan Harlah NU ke-102, dengan kehadiran zuriyat dari Datok Faishal, yakni TGH. Habib M. Faishal, Hj. Baiq Setiati Faishal, dan Baiq Husnawati Faishal. Acara ini juga dihadiri oleh Rois Am PWNU Prof. Masnun Tahir serta pengurus PCNU Lombok Tengah, yang menyerahkan wirid tersebut kepada Rois Am PBNU KH. Yahya Cholil Staquf di Jakarta pada Kamis (6/2/2025).
Menurut TGH. Ma’arif Makmun, Pimpinan Ponpes Manhalul Ma’arif Darek Lombok Tengah sekaligus Rais Syuriah PCNU Lombok Tengah, keputusan PBNU untuk menetapkan Sholawat Nahdliyah sebagai bagian dari tradisi resmi NU memiliki alasan kuat.
“Sholawat ini telah terbukti mampu menyelesaikan perselisihan di internal NU. Ketika dilantunkan dalam situasi penuh konflik, maka dengan izin Allah, persoalan tersebut menemukan solusi terbaik,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa sholawat ini telah diuji dalam berbagai situasi sulit yang pernah dihadapi Nahdlatul Ulama.
“Berapa kali dulu terjadi gaduh dan perselisihan di internal NU, dan sholawat ini yang diajarkan guru saya, insyaallah semua persoalan itu selesai dan terbukti,” tambahnya.

Seiring dengan instruksi PBNU, kini Sholawat Nahdliyah diharapkan menjadi bagian dari setiap kegiatan jamaah Nahdliyin. Langkah ini merupakan bagian dari strategi melestarikan warisan spiritual NU serta memperkuat semangat perjuangan ulama Nahdlatul Ulama.
Dengan dukungan berbagai pihak, termasuk PCNU Kota Depok yang telah berperan besar dalam mempopulerkan kembali sholawat ini, Sholawat Nahdliyah kini siap menjadi bagian integral dalam kegiatan NU di seluruh Indonesia dan luar negeri.
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 1446 H: Menghidupkan Jiwa dalam Keikhlasan dan Kepedulian pada Sesama di Hari Raya
2
Khutbah Idul Adha Basa Sunda: Kurban Janten Wujud Kapatuhan sarta Tarekah Keur Ngadeketkeun Diri ka Alloh
3
Prediksi Posisi Timnas Indonesia Jika Kalah, Seri Maupun Menang Lawan China di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
4
Memahami Makna Hari Arafah, Hari Kedua Puncak Ibadah Haji
5
Menegakan Keadilan Anggaran Pendidikan di Jawa Barat
6
Khutbah Jumat Dzulhijjah: Makna Syukur dan Ketakwaan dalam Kurban
Terkini
Lihat Semua