Siswa Karya Bakti Bergotong-royong Siapkan Peringatan Hari Santri
Senin, 19 Oktober 2020 | 07:22 WIB
Bandung, NU Online Jabar
Jam menunjukkan pukul 20.00. Alih-alih berdiam diri di rumah sambil nonton TV atau update status medsos, beberapa siswa Madrasah Aliyah Karya Bakti, Kecamatan Sukasari masih berjibaku dengan papan-papan kayu dan besi panjang.
Ya, mereka sedang bergotong-royong memasang panggung yang akan menjadi pusat kegiatan peringatan Hari Santri 19-22 Oktober 2020. Selain mereka, kelompok lain juga tak kalah sibuknya menyiapkan acara sesuai dengan seksi nya masing-masing.
Gotong-royong merupakan kewajiban semua siswa yang terlibat dalam berbagai kegiatan di MA Karya Bakti Sukasari. Walaupun pandemi sedang melanda, hal tersebut tidak lantas menghentikan aktivitas berorganisasi di MA Karya Bakti. Semua kegiatan prinsipnya harus dilaksanakan tapi dengan standar kesehatan yang tepat.
Oleh karena itu kerja-kerja dalam kelompok kecil menjadi kuncinya. Dalam kerja kelompok kecil tersebut, gotong royong merupakan kunci utamanya. Kelompok kecil tanpa gotong royong artinya adalah pekerjaan yang tidak akan selesai. Jikapun selesai maka maka akan selesai dengan kurang maksimal. Akan bolong di sana sini. Akibatnya akan fatal, apalagi di panggung. Bisa bisa jadi nanti banyak tragedi terjadi dipanggung ketika acara berlangsung. Begitu ungkap Dadan Madani, Kepala Madrasah Aliyah (MA ) Karya Bakti Sukasari.
Selanjutnya, Madani menyampaikan bahwa kegiatan berorganisasi di MA Karya Bakti merupakan sebuah kewajiban yang harus dijalani oleh setiap siswa tanpa kecuali. Madani berargumen, bahwa kegiatan berorganisasi sama pentingnya dengan kegiatan akademik di dalam kelas. Dalam menjalankan kegiatan organisasi, siswa diasah untuk mempertajam, memperhebat kemampuan soft skill-nya. Dengan kemampuan soft skill siswa yang bagus maka nantinya siswa akan siap untuk kembali ke masyarakat untuk mengabdi. Begitu ungkap Madani.
Apa yang diungkapkan Madani merupakan sebuah fakta yang tidak terbantahkan lagi. Di era globalisasi ini kompetensi yang dibutuhkan bukan hanya kompetensi kognisi yang ditandai dengan pencapaian nilai-nilai akademik yang sempurna, namun juga dibutuhkan insan-insan dengan soft skill yang bagus yang ditandai dengan kemampuan bekerjasama dalam tim, resolusi konflik dan kepemimpinan yang baik.
“Dalam berorganisasi kemampuan soft skill tersebut terasah dengan baik. Biasanya yang punya soft skill yang bagus nantinya dinanti oleh masyarakat setempat kiprahnya,” pungkasnya.
Pewarta: Aang kusmawan
Editor: Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Barak Militer Vs Pesantren
2
Jejak Perjuangan KH Muhammad asal Garut: Dari Membangun Pesantren hingga Menjaga NU
3
Dialog Refleksi Harlah ke-70, IPPNU Tasikmalaya Tegaskan Peran Strategis Perempuan dalam Pendidikan dan Kepemimpinan
4
Pesantren Karangmangu Bertaraf Nasional, Cetak Puluhan Khatimin dari Berbagai Daerah
5
BPBD Jabar Siap Tangani Bencana Alam di Bandung Barat, Karawang, dan Bekasi
6
IPPNU Kota Banjar Kunjungi Dinas Sosial, Bahas Kasus Sosial dan Penguatan Ketahanan Keluarga
Terkini
Lihat Semua