
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah (Foto: NU Online Jabar)
Agung Gumelar
Penulis
Bandung, NU Online Jabar
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional di mana para murid (santri) tinggal bersama gurunya (kiai) dalam satu tempat yang disebut asrama.
Para santri tersebut berada di asrama yang menyediakan tempat untuk beribadah, kelas untuk kegiatan belajar, dan umumnya belajar keagamaan di bawah bimbingan kiainya.
Konsep pendidikan seperti itu, menurut Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah menjadi satu-satunya yang dekat dengan konsep pendidikan yang dibawa Rasulullah SAW.
Konsep pendidikan ma'iyyah (kebersamaan) yang diterapkan di pondok pesantren mengikuti konsep pendidikan yang pernah dipraktikkan langsung oleh Rasulullah SAW.
"Kita kenal dulu pada masa Rasulullah SAW ada sahabat-sahabat yang dekat dengan beliau, sehingga hidupnya pun tidak mau jauh-jauh dengan baginda Nabi, dan akhirnya membuat satu tempat yang istirahatnya di dekat rumah baginda Nabi dan kita kenal dengan ashabus suffah," ujar Gus Hasan yang hadir secara virtual pada acara Peringatan Hari Santri yang diselenggarakan oleh RMINU Jawa Barat pada Kamis (14/10).
Kedekatan antara guru dengan murid inilah yang menjadi nilai lebih dari konsep pendidikan di pondok pesantren. Bagaimana seorang guru tidak hanya memberikan materi pengajarannya di kelas, akan tetapi juga memberi contoh bagaimana berperilaku yang baik dalam kehidupan sehari-sehari.
“Dalam pendidikan adab, bagaimana Rasulullah SAW memakai sendal dimulai dengan kaki kanan, ketika makan membaca doa, semua itu dilakukan sampai kepada kita karena jasanya para sahabat yang selalu dekat dengan Rasulullah SAW,” sambungnya.
Karena kedekatannya dengan Rasulullah SAW inilah mereka lebih dikenal dengan sebutan sahabat daripada sebagai seorang murid dari Rasulullah SAW karena proses perjalanannya yang selalu bersama baginda nabi.
“Karenanya pendidikan di pondok pesantren yang menjadi ciri khas dari Nahdlatul ulama harus dipertahankan sekuat tenaga, dipertahankan menjadi simbol pendidikan,” tandasnya.
Pewarta: Agung Gumelar
Terpopuler
1
Bacaan Doa Akhir dan Awal Tahun Lengkap dengan Arab Latin dan Terjemah
2
Khutbah Jumat Muharram 1447 H: Hijrah, Karena Allah Bersama Orang yang Bertakwa
3
LD-PWNU Jawa Barat Gelar Madrasah Du'at ke-IV, Fokus Pengkaderan Da'i di Era Digital
4
Isi Kuliah Umum di Uniga, Iip D Yahya Sebut Media Harus Sajikan Informasi ‘Halal’ dan Tetap Diminati
5
Pengembangan Karakter Melalui Model Manajemen Manis
6
Diskusi Imam Al-Ghazali di Istana: Siapakah Ulama Itu?
Terkini
Lihat Semua