• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Daerah

Pakar Antariksa, Misil, dan Satelit LAPAN Ikuti MKNU Kabupaten Bogor

Pakar Antariksa, Misil, dan Satelit LAPAN Ikuti MKNU Kabupaten Bogor
Atik Bintoro (Foto: dokumentasi pribadi)
Atik Bintoro (Foto: dokumentasi pribadi)

Bandung, NU Online Jabar 
Ahli Peneliti Utama (APU) di bidang Teknologi Penerbangan dan Antariksa dengan Kepakaran Desain Wahana Antariksa, Misil, dan Satelit, Kekhususan Aerostruktur, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Atik Bintoro, mengikuti Madrasah Kader Nahdlatul Ulama yang berlangsung di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Parung, Bogor, Sabtu Ahad, (26-27/12).   
Dalam pantauan NU Online Jabar, Atik Bintoro mengikuti kaderisasi tersebut dari pembukaan, seluruh materi hingga penutupan. Bahkan ia tidak pulang ke rumahnya meski jaraknya tidak jauh dari lokasi.

“Tidurnya di Padepokan NU kepunyaan Ustadz Kurdiyanto, di Kemang, tidak jauh dari UNUSIA” katanya.  

Insinyur kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur, 1964 ini mengikuti tentang materi ke-NU-an, Ahlussunah wal Jamaah, pengembangan dan penguatan materi NU hingga usai, termasuk saat-saat ia mencium bendera merah putih dan NU. 

Menurut dia, mencintai NU tidak tiba-tiba, sejak Taman Kanak-kanak, tahun 1969, ia berada dalam lembaga pendidikan Nahdlatul Ulama. Pada masa remajanya, orang tuanya menitipkan pendidikan agama kepada tokoh NU di daerahnya, KH Misbahul Munir di Pondok Pesantren Al-Ikhlas Jajag, Banyuwangi. 

Kemudian, ketika ia menjadi peneliti di Pusat Teknologi Penerbangan Komplek Perkantoran LAPAN, yang berada di Rumpin, Bogor, pada 1989, ia mencari komunitas NU sebagai akar dari tradisi keberagamaannya. Di Rumpin, ia bertemu dengan Abah Endung atau KH Abdul Mu’ti yang merupakan tokoh NU di wilayah itu. 

“Di situ ngaji kuping,” katanya. “Setiap malam Rabu saya ikut mengaji di Abah Endung, ada pengenalan NU sedikit-sedikit. Waktu itu belum semasif sekarang,” katanya.  

Kemudian ia meloncat bercerita saat aktivitasnya di tahun 2009. Akar tradisinya di NU yang kultural mendorongnya menerima menjadi pengurus di tingkat kecamatan ketika para kiai memintanya. Secara kebetulan, pada tahun itu, ada kekosongan kepemimpinan MWCNU di Kecamatan Rumpin .

Kiai-kiai NU kemudian meminta KH Ahmad Alauddin atau akrab disapa Kiai Aceng untuk menjadi Ketua Ketua MWCNU, sementara KH Muhammad Yunus ditunjuk sebagai rais syuriyahnya.  

“KH Muhammad Yunus yang mengenal saya, kiai-kiai lain mengenal saya juga, lalu meminta saya jadi wakil rais. Saya ini kan insinyur, tidak terlalu mengerti Islam. Sementara wakil rais benar-benar harus ulama. Itu tugas kiai. Lalu saya meminta agar ditugaskan di tanfidiziyah saja,” ceritanya.  

Pada 2014 KH Muhammad Yunus ditarik ke PCNU. Terjadi lagi kekosongan rais syuriyah di MWCNU Rumpin. Karena KH Muhammad Yunus tak mau rangkap jabatan, ia menunjuk Atik Bintoro untuk menggantikannya. Meskipun awalnya menolak, karena didorong oleh pengurus lain, untuk sementara ia menerima amanah itu. Meski demikian, ia terus menerus mencari kiai lain yang bersedia untuk menggantikannya. Ia kemudian menyerahkan amanah itu kepada KH Muhammad Yasin Yusuf di syuriyah mendampingi KH Abdullah Abdul Mu'ti di tanfidziyah, sementara dia kini diminta untuk menjadi mustasyar di PCNU Kabupaten Bogor.  

Pewarta: Abdullah Alawi  
 


Daerah Terbaru