Masih Belum Dapat Kuota Gratis dari Kemendikbud? Mungkin ini Alasanya
Bandung, NU Online Jabar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan subsidi kuota bagi para guru, pelajar, dan dosen, mahasiswa dalam rangka menunjang sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ). Namun, kendati demikian faktanya di lapangan masih banyak yang belum menerima pembagian kuota gratis tersebut.
Sebagaimana dilansir dari Detik.com dalam penyaluran Kuota internet gratis untuk menunjang pelaksanaan PJJ, Kemendikbud memaparkan mekanisme sebelum kuota gratis tersebut sampai ke tangan penerima manfaat.
Mekanisme yang dimaksud antara lain yaitu pendataan, verifikasi dan validasi, Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM), dan pemutakhiran nomor.
“Beberapa waktu kemarin sempat banyak pertanyaan datang ke kami terkait verifikasi dan validasi, dan SPTJM. Yang perlu kami highlight sekali lagi, Mas Menteri (Nadiem Makarim-red) juga sudah sampaikan, bahwa kunci untuk mendapatkan kuota data ini ada verifikasi dan validasi, dan SPTJM yang di-upload,” ujar plt Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemendikbud M Hasan Chabibie dalam diskusi virtual yang digelar Kemendikbud.
Hasan menjelaskan mengapa mekanisme verifikasi dan validasi, dan SPTJM ini dinilai penting dalam penyaluran bantuan kuota internet gratis ini. Disampaikanya, kebenaran dari nomor-nomor ponsel penerima manfaat ini yang tahu pasti dari satuan pendidikan.
“Kami tentu tidak bisa memastikan kebenaran dari nomor-nomor ponsel itu, tetapi dalam skala yang lebih kecil, bapak-ibu guru, kepala sekolah, operator seluler, tahu kalau nomor ini si A, kalau nomor ini si B, ini nomornya aktif atau tidak aktif. Yang paling tahu itu satuan pendidikan,” tuturnya.
“Oleh karenanya, kami menyerahkan ke satuan pendidikan untuk cek dulu, apakah nomor ini benar atau tidak, terus aktif atau tidak. Terus nanti kita padankan dengan operator seluler. Setelah dipastikan benar, silakan dibuat SPTJM sebagai dasar kami untuk men-deliver nomor-nomor tersebut ke operator seluler supaya dimasukkan kuota data internet,” tambahnya.
Pewarta: Agung Gumelar
Editor: Abdullah Alawi
