Lembaga Perekonomian NU Kecamatan Andir Bentuk Kemandirian dengan Program HEJO
Bandung, NU Online Jabar
Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Kecamatan Andir Kota Bandung menjalankan program Hidupkan Ekonomi Jayalah Organisasi (HEJO).
Ketua LPNU Kecamatan Andir Soni Supriatna mengatakan, program HEJO dijalankan untuk kemajuan dan kemandirian organisasi.
Program ini, katanya bergerak dalam bidang perdagangan dan jasa. Uang dari hasil program HEJO ini akan digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan NU serta lembaga dan banomnya di Kecamatan Andir.
“HEJO adalah brand beras, yang mana hasil usaha ini akan dijadikan kas organisasi MWCNU agar kegiatan NU dan banom bisa berjalan tanpa meminta-minta, agar terciptanya kemandirian organisasi,” kata Soni kepada NU Jabar Online, Selasa (9/2).
Ia menjelaskan, konsep usaha LPNU ini masih bersifat kerja sama dan sistem bagi hasil dengan LPNU memposisikan diri sebagai marketing, bekerja sama dengan para pedagang dan pengusaha di wilayah Kecamatan Andir, lebih khusus dengan warga NU yang cinta terhadap organisasi.
“Untuk sementara kita masih belum sanggup mendatangkan langsung dari petani karena modal,” katanya.
Selain itu, kata dia, LPNU juga membuka jasa laundry, cuci sofa, kursi, jok mobil, dan lainya dengan sistem yang sama.
Kata Soni, selain untuk kemajuan dan kemandirian organisasi, Kecamatan Andir yang notabene ada dilingkungan pasar, coba ia manfaatkan untuk lebih condong dalam hal perdagangan. Sejauh ini, LPNU Kecamatan Andir mampu menjual beras sebanyak 1,225 kg, sementara jasa laundry juga tetap berjalan.
Dalam teknisnya, lanjut soni, pengurus LPNU membagikan brosur kepada warga-warga dan juga menyebarkan pamflet di sosial media. Ke depan, jika pandemi telah usai mereka akan lanjut berjualan di pasar.
Ia pun berharap, ke depannya LPNU Andir ini mempunyai lembaga keuangan yang dapat dirasakan manfaatnya untuk masyarakat sekitar.
“Intinya LPNU Andir siap untuk menjadi pelopor dalam bidang perekonomian yang mandiri dan mampu dirasakan oleh masyarakat,” tandasnya.
Pewarta: Agung Gumelar
Editor: Abdullah Alawi