• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Daerah

Kader Beragam Hingga Media Sosial Jadi Tantangan NU Kelola Generasi Muda

Kader Beragam Hingga Media Sosial Jadi Tantangan NU Kelola Generasi Muda
Hasanuddin Ali, Founder Alvara Research Center (Foto/NU Online)
Hasanuddin Ali, Founder Alvara Research Center (Foto/NU Online)

Bandung, NU Online Jabar
Founder Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengungkapkan tantangan Nahdlatul Ulama (NU) dalam mengelola generasi muda Indonesia. Hal ini mengingat struktur demografi Indonesia yang hari ini menunjukkan dominasi generasi milenial yang sangat dominan. 

Berdasarkan hasil survei yang dilakukannya di tahun 2018, menunjukkan bahwa sebanyak 50,3 persen mayoritas anak-anak muda merasa bukan menjadi anggota atau bagian ormas manapun. Menurutnya, ini adalah tantang bagi keberlangsungan ormas, termasuk NU sendiri. 

Demikian disampaikannya saat mengisi webinar Road to Muktamar NU ke-34 yang bertajuk NU Milenial, Milenial Ber-NU pada Kamis (18/11) kemarin. 

Ali mengungkapkan bahwa saat ini kader muda NU memiliki beragam keahlian di luar bidang keagamaan. Untuk itu, kata dia, NU harus bisa memfasilitasi kader-kader mudanya yang sudah tersebar ke berbagai sektor pendidikan.

“Ada dari sisi tekonologi digital, data scientist, robotika. Nah, kader yang sangat beragam ini juga menjadi tantangan NU,” ujar Ali dikutip NU Online, Jumat (19/11/2021). 

Ali juga berharap NU turut mewarnai ruang diskusi di media sosial agar bisa lebih menunjukkan wajah keislamannya. Ia juga menyarankan agar tidak hanya berfokus pada konten yang ingin disampaikan, tapi juga pada kemasan tayangan agar lebih menarik lagi untuk dilihat. 

Tantangan ketiga menurut Ali adalah munculnya fenomena generasi Islam baru. Genarasi ini memiliki tiga ciri khas yaitu tinggal di perkotaan, anak muda, dan kelas sosial menengah ke atas. Ia memperkirakan generasi ini berjumlah sekitar 30-33 juta orang. 

“Dari sisi keberagaman, mereka cenderung independen atau merasa tidak terikat dengan ormas manapun. Ketiga ciri tersebut kemudian melahirkan empat karakter seperti, bergantung pada teknologi, semangat religiusitas yang tinggi, gaya hidup dan pola pikir modern, dan daya beli yang tinggi,” terang  Ali. 

Oleh karena itu, lanjut Ali, banyak dari mereka menyisihkan donasi kepada lembaga donasi dan zakat. Dan ini menjadi bukti konkret semangat mereka untuk berdonasi sangat meningkat. 

Maka dari itu, Ali berharap ketiga tantangan tersebut dapat di jawab oleh NU agar NU ke depan semakin kompatibel dengan karakter generasi Islam baru. 

“Tiga tantangan ini perlu kita tuntaskan agar NU bisa kompatibel dengan perubahan yang terjadi hari ini dan masa depan. Kalau kita tidak lakukan hari ini, kita harus khawatir dengan struktur penduduk yang terus berubah,” tandasnya. 

Editor: Agung Gumelar 


Daerah Terbaru