• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Daerah

Ini Faktor Pendukung dan Penghambat Eksistensi NU Menurut Aceng Mujib

Ini Faktor Pendukung dan Penghambat Eksistensi NU Menurut Aceng Mujib
KH Aceng Abdul Mujib. (Foto: M Salim).
KH Aceng Abdul Mujib. (Foto: M Salim).

Garut, NU Online Jabar
Peringatan hari lahir Nahdlatul Ulama (NU) yang ke-96, KH Aceng Abdl Mujib memberikan arahan terkait maju dan mundurnya NU. Hal tersebut disampaikan kepada NU Online Jabar ketika berkunjung ke kediamannya di Komplek Pesantren Salaman RT 03 RW 05 Desa Sukamulnya Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut-Jawa Barat, Senin (31/1).

 

Dalam kesempatan tersebut, Aceng Mujib sapaan akrabnya menjelaskan faktor pendukung NU bisa maju:

 

Pertama warga dan NU harus memahami akan visi, misi, dan tujuan NU didirikan. Karena tanpa mengetahui akan hal tersebut, maka kita kita akan sulit untuk bergerak mencapai tujuan tersebut.

 

Kedua, faktor pendukung majunya NU yaitu dengan melihat kinerja pengurus. Jika pengurusnya mau berbuat dan bekerja dengan serius membawa NU dan menyebarkan NU, maka kelihatan besarnya NU. 

 

Ketiga, faktor NU bisa maju yaitu dengan meningkatkan SDM Warga dan kader NU dalam segala hal, karena dengan demikian NU bisa kompetitif. Namun kekuatan keilmuan warga dan kader NU harus didasari dengan moral dan akhlak yang baik.

 

Sebaliknya, menurut Aceng Mujib yang dapat membuat NU mundur jika: 

 

Pertama, Khidmat pengurus NU kalau mereka memiliki target materi maka mereka akan malas bekerja. 

 

Kedua, jika pengurus NU bekerja lupa daratan dan lautan serta tidak menyadari akan tujuan ulama, lebih-lebih Banom NU yang menjadi pasukan pembela ulama tidak mengindahkan nila-nilai karomah dan keberkahan, maka apa yang menjadi tujuan tidak akan sampai, malah mendapat kewalat diakhirnya.

 

“Saya sampaikan bahwa kita harus lapar dengan barokah, dan harus takut dengan kualat. Karena dengan menyimpangkan tujuan ulama kita akan hancur dengan sendirinya,” tegas Aceng Mujib

 

Ketiga, kader NU kurang memahami situasi dan kondisi nilai-nilai kebangsaan, sehingga banyak ditinggalkan, dimana organisasi yang lain sedikit dan salah tapi banyak berbicara maka dianggap benar dan ada, sebaliknya kita sebagai organisasi besar di dunia yang juga pemilik kebenaran (ashhabul haq) namun tidak bersuara, maka akan tidak akan dianggap tidak ada. “Yang lain sedikit, salah tapi besuara, maka dianggap besar. Sedangkan kita sebagai organisasi besar, pemilik kebenaran (ashhabul haq) tapi tidak bersuara, maka akan dianggap tidak ada,” tuturnya 

 

Aceng Mujib juga menekankan kepada pengurus dan warga NU agar merasa penting akan pentingnya masuk menjadi bagian dari NU, karena didalamnya bertujuan memperkokoh agama islam berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah, maka negara akan selamat, kehidupan akan nyaman dan tentram. Menurutnya, hal itu harus dikerjakan, tidak hanya cukup dengan kemauan dan harapan.

 

Pewarta: Muhammad Salim
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Daerah Terbaru