• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Daerah

Gema Hari Santri di 1.200 MDPL Tanjungwangi Cicalengka

Gema Hari Santri di 1.200 MDPL Tanjungwangi Cicalengka
Peringatan HSN 2020 di Pesantren Kayu Sebatang Tanjungwangi Cicalengka Kabupaten Bandung (Foto: Dedi Cahyadi)
Peringatan HSN 2020 di Pesantren Kayu Sebatang Tanjungwangi Cicalengka Kabupaten Bandung (Foto: Dedi Cahyadi)

Bandung, NU Online Jabar

Menjadi santri itu sebuah keberkahan. Santri dapat menjadi apa saja di masa depan. Bisa jadi dokter, dosen, peneliti, dan pengusaha. Tentu saja santri juga yang akan menjadi pelanjut jejak para ulama. Pilihan-pilihan itu dimungkinkan karena saat ini peluang bagi santri dan non-santri sudah sama. Di tengah peluang tersebut, maka santri yang mau bersungguh-sungguh belajar, semangat, dan sabar, akan meraih cita-citanya.

Demikian intisari peringatan Hari Santri Nasional 2020 di Pesantren Kayu Sebatang, Tanjungwangi, Cicalengka, Kabupaten Bandung (24/10). Berlokasi di ketinggian 1.200 mdpl, pesantren ini menghadirkan suasana baru dan segar bagi warga sekitar. Suasana sejuk dan gemericik air sungai di sekitarnya menambah suasana tenang. Sungai kecil itu sekaligus menjadi pemisah antara wilayah Kabupaten Bandung dan Sumedang. Dirintis oleh Dedi Cahyadi dan keluarga, pesantren ini dikelola oleh sejumlah asatidz di bawah asuhan KH Makmun. 

Dua narasumber dihadirkan secara daring dan luring, Natalia Maulani Nursam dan Neneng Yanti Khozanatu Lahpan. Keduanya meraih gelar Ph.D dari kampus di Australia. Yang pertama saintis alumni Melbourne University dan yang kedua antropolog dari Monash University.

“Peluang untuk belajar dan bekerja sesuai cita-cita, saat ini sudah terbuka,” ujar Natalia Maulani Nursam. “Santri bisa menjadi dokter, dosen, peneliti, dan pengusaha,” sambung salah satu pendiri Pesantren Kayu Sebatang ini.

Sementara Neneng Yanti menekankan petingnya motivasi belajar bagi para santri. Sekalipun tinggal di ketinggian seperti Tanjungwangi ini, menurutnya, tak ada hambatan bagi santri untuk tekun menuntut ilmu.

“Para santri harus merasa bangga karena negara telah mengakui peran santri dalam perjuangan Indonesia dengan ditetapkannya Hari Santri pada setiap 22 Oktober,” papar Neneng Yanti. “Penghargaan ini harus dimanfaatkan oleh semua santri untuk meraih cita-cita tertinggi,” lanjut pengurus PW Fatayat NU Jabar ini.

Menurut Neneng, agar para santri berkesempatan meraih yang terbaik dalam hidupnya, maka harus ada dorongan dan dukungan dari orang tua dan tokoh masyarakat sekitar. Keberadaan Pesantren Kayu Sebatang, dapat dioptimalkan oleh warga sebagai sarana belajar santri.

Lamun keyeng tangtu pareng. Selama bersungguh-sungguh dan tekun menjalani proses belajar, santri bisa menjadi apa saja sesuai keinginannya,” pungkas Neneng.

Editor: Abdullah Alawi


Daerah Terbaru