Bandung, NU OnlineĀ Jabar
Menjadi santri itu sebuah keberkahan. Santri dapat menjadi apa saja di masa depan. Bisa jadi dokter, dosen, peneliti, dan pengusaha. Tentu saja santri juga yang akan menjadi pelanjut jejak para ulama. Pilihan-pilihan itu dimungkinkan karena saat ini peluang bagi santri dan non-santri sudah sama. Di tengah peluang tersebut, maka santri yang mau bersungguh-sungguh belajar, semangat, dan sabar, akan meraih cita-citanya.
Demikian intisari peringatan Hari Santri Nasional 2020 di Pesantren Kayu Sebatang, Tanjungwangi, Cicalengka, Kabupaten Bandung (24/10). Berlokasi di ketinggian 1.200 mdpl, pesantren ini menghadirkan suasana baru dan segar bagi warga sekitar. Suasana sejuk dan gemericik air sungai di sekitarnya menambah suasana tenang. Sungai kecil itu sekaligus menjadi pemisah antara wilayah Kabupaten Bandung dan Sumedang. Dirintis oleh Dedi Cahyadi dan keluarga, pesantren ini dikelola oleh sejumlah asatidz di bawah asuhan KH Makmun.Ā
Dua narasumber dihadirkan secara daring dan luring, Natalia Maulani Nursam dan Neneng Yanti Khozanatu Lahpan. Keduanya meraih gelar Ph.D dari kampus di Australia. Yang pertama saintis alumni MelbourneĀ UniversityĀ dan yang kedua antropolog dari Monash University.
āPeluang untuk belajar dan bekerja sesuai cita-cita, saat ini sudah terbuka,ā ujar Natalia Maulani Nursam. āSantri bisa menjadi dokter, dosen, peneliti, dan pengusaha,ā sambung salah satu pendiri Pesantren Kayu Sebatang ini.
Sementara Neneng Yanti menekankan petingnya motivasi belajar bagi para santri. Sekalipun tinggal di ketinggian seperti Tanjungwangi ini, menurutnya, tak ada hambatan bagi santri untuk tekun menuntut ilmu.
āPara santri harus merasa bangga karena negara telah mengakui peran santri dalam perjuangan Indonesia dengan ditetapkannya Hari Santri pada setiap 22 Oktober,ā papar Neneng Yanti. āPenghargaan ini harus dimanfaatkan oleh semua santri untuk meraih cita-cita tertinggi,ā lanjut pengurus PW Fatayat NU Jabar ini.
Menurut Neneng, agar para santri berkesempatan meraih yang terbaik dalam hidupnya, maka harus ada dorongan dan dukungan dari orang tua dan tokoh masyarakat sekitar. Keberadaan Pesantren Kayu Sebatang, dapat dioptimalkan oleh warga sebagai sarana belajar santri.
āLamun keyeng tangtu pareng. Selama bersungguh-sungguh dan tekun menjalani proses belajar, santri bisa menjadi apa saja sesuai keinginannya,ā pungkas Neneng.
Editor: Abdullah Alawi
Terpopuler
1
H Dudu Rohman, Ketua PCNU Kota Tasikmalaya Resmi Dilantik Jadi Kakanwil Kemenag Jawa Barat
2
MTs NU Putri Buntet Bangga, Karya Gurunya Tampil di Pameran Sastra Nasional
3
Antara Kenaikan Gaji DPR, Peran DPRD, dan Program Makan Bergizi Gratis: Sebuah Catatan Kritis
4
Perlombaan Tradisional Meriahkan Peringatan HUT ke-80 RI di KBNU Limusnunggal
5
Lembaga Falakiyah NU Umumkan 1 Rabiul Awal 1447 H Jatuh pada Senin 25 Agustus 2025
6
Lakmud IPNU IPPNU Pangandaran 2025 Resmi Dibuka, Kader Muda Didorong Bumikan Nilai Aswaja
Terkini
Lihat Semua