• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Daerah

Cadar Garis Lucu Memaknai dan Meluruskan Citra Perempuan Bercadar

Cadar Garis Lucu Memaknai dan Meluruskan Citra Perempuan Bercadar
Diskusi cadar
Diskusi cadar

“Cadar saya adalah pakaian kemerdekaan saya.” 

Kalimat itu diungkapkan oleh Ainun Jamilah, inisiator dari gerakan Cadar Garis Lucu pada diskusi daring bertajuk Merayakan Hari Kartini: Menyambut Generasi Gerakan Cadar Garis Lucu, Ahad (25/4). Kegiatan ini diinisasi oleh Mubadalah.id dan Cherbon Feminis sebagai penyelenggara diskusi.

Cadar Garis Lucu sendiri merupakan gerakan yang dibangun untuk mengubah stigma atau sudut pandang masyarakat bahwa perempuan bercadar tidak selalu identik dengan Islam Garis keras, yang identik dengan pemikiran konservatif. 

Melalui Cadar Garis Lucu, Ainun Jamilah beserta kawan-kawan ingin menyuarakan bahwa perempuan bercadar bukanlah teroris, bukan pula perempuan yang menutup diri terhadap pergaulan dan masyarakat. 

“Cadar saya adalah pakaian kemerdekaan bagi diri saya sendiri,” ungkapnya. 

Menurutnya setiap orang mempunyai kesadaran berpikiran yang mempengaruhi ekspresi keberagamaan. Begitu pula bercadar adalah pilihan secara sadar sejak enam tahun lalu. Tidak seperti perempuan bercadar pada umumnya, ia mengungkapkan bahwa dirinya sangat menghindari bahasa dakwah bernapaskan Islam yang mengharuskan untuk melakukan beragam amalan sunah.

“Ketika di universitas, kami belajar untuk memahami satu hadis saja membutuhkan waktu berbulan-bulan, mengumpulkan kitab-kitab sumber dan berbagai penafsiran,” ujar sarjana Ilmu Al-Quran dan Tafsir di Fakultas Ushuluddin di salah satu universitas Makassar. 

Sambungnya lagi untuk memahami satu hadits perlu dikaji kritik sanad dan kritik matan.

“Saya enggak berani untuk menyampaikan secara serampangan hanya karena saya sepakat dengan salah satu hadits tersebut.”

Seperti yang kita ketahui bersama, stigma negatif yang melekat terhadap perempuan bercadar timbul bukan tanpa alasan. Banyaknya gerakan jihad dan kasus teroris yang terjadi selama ini seperti bom bunuh diri menampilkan sosok perempuan bercadar. Seperti kasus bom bunuh diri yang terjadi baru-baru ini yaitu terjadi di Gereja Katedal Makassar, pelaku merupakan pasangan suami istri. Sosok istri pelaku diketahui memakai pakaian serba hitam dan bercadar. Pun dengan kasus pengeboman yang terjadi di Surabaya, sosok perempuan bercadar menjadi pelaku dalam aksi bom bunuh diri tersebut.

Atas rentetan kasus teroris dan aksi intoleran yang banyak menggaungkan hijrah. Stigma perempuan bercadar acap kali dianggap sebagai pelaku teroris yang mana keberadaannya mengalami diskriminasi secara langsung maupun tidak langsung. Stigma masyarakat terhadap perempuan bercadar pun beragam, diantaranya dianggap sebagai sosok yang tertutup, tidak mau bersosial, eksklusif, dan lain sebagainya. 

Atas hal tersebut Cadar Garis Lucu berusaha mendobrak stigma bahwa perempuan bercadar pun di antaranya banyak yang memiliki pola pemikiran terbuka dan menolak ajaran Islam konservatif seperti yang saat ini sedang booming dengan nama trend hijrah. 

Hijrah sendiri menurut Ainun bukan hanya terkait dengan Hijrah berpakaian. Lebih jelasnya yang paling penting adalah hijrah pemikiran jauh lebih penting dari pada hanya sekedar merubah model pakaian. 

“Hijrah pemikiran yang berwujud tindakan itu jauh lebih urgent dan krusial dari pada sekedar berubah model pakaian”.

Lalu bagaimana Strategi Cadar Garis Lucu ini melawan stigma  yang telah mengakar terhadap perempuan bercadar, di antara yang dilakukan adalah: 
1. Berani mengangkat suara dan menyuarakan pendapat.
2. Tidak alergi berdiskusi dan berkumpul membagi peran dengan kawan setara.
3. Memperluas pergaulan di komunitas-komunitas filsafat.
4. Berani mengambil resiko dengan melakukan hal-hal yang tidak pada umumnya orang bercadar lakukan, demi mendobrak stigma masyarakat terkait cadar.
 
Melalui diskusi ini Cadar Garis Lucu menyuarakan bahwa tidak semua perempuan yang hari ini mengenakan cadar adalah bagian dari kelompok radikal. Keberagaman beragama adalah bentuk sebagai salah satu mengekspresikan diri terlepas bagaimana model pakaiannya. Karena Tuhan melihat manusia sebagai satu umat terlepas dari bagaimanapun identitasnya.

Penulis: Sri Melynda
Editor: Abdullah Alawi 

 


Daerah Terbaru