• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Cianjur

Lagu Ya Lal Wathon Menggema di Langit Alun-Alun Cianjur 

Lagu Ya Lal Wathon Menggema di Langit Alun-Alun Cianjur 
Lagu Ya Lal Wathon Menggema di Langit Alun-Alun Cianjur.
Lagu Ya Lal Wathon Menggema di Langit Alun-Alun Cianjur.

Cianjur, NU Online Jabar
Lagu Ya Lal Wathon menggema di langit Alun-Alun Cianjur. Jamaah yang hadir secara serentak menyanyikan lagu yang identik dengan NU tersebut dengan semangat hingga akhir. Kegiatan ini digelar dalam acara Tabligh Akbar bersama Habib Alwi bin Alwi Al-Habsyi (Penasehat Presiden RI) yang dilaksanakan atas kerjasama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Cianjur, Ahad (23/10).


Acara yang diikuti ribuan santri, pengurus dan kader NU, lembaga, badan otonom, MWC NU, dan masyarakat Kabupaten Cianjur ini berlangsung meriah. Mereka berdatangan masuk dari berbagai arah melalui pintu Selatan, Barat, Utara dan Timur alun-alun.


Ketua Tanfidziyah PCNU Cianjur, Kiai Deden Usman dalam sambutannya mengatakan, sebagai generasi muda penerus bangsa, harus siap meneruskan perjuangan para pahlawan yang telah gugur mendahului kita. Mereka rela berkorban tanpa pamrih dalam merebut kemerdekaan Indonesia dari cengkraman para penjajah.


“Salah satu penyemangatnya adalah sebagaimana yang tertulis dalam lagu Ya Lal Wathon ciptaan KH Wahab Hasbullah yang dulu telah menginspirsi para pejuang berani mengusir penjajah dari Indonesia," imbuh Kiai Deden dalam penyampaiannya.


Seperti diketahui, dikutip dari nu.or.id sejarah singkat lagu Ya Lal Wathon, tepat pada tahun 1916, KH Wahab Chasbullah berhasil mendirikan perguruan Nahdlatul Wathan atas bantuan beberapa kiai lain dengan dirinya menjabat sebagai Pimpinan Dewan Guru (keulamaan). 


Sejak saat itulah Nahdlatul Wathan dijadikan markas penggemblengan para pemuda. Mereka dididik menjadi pemuda yang berilmu dan cinta tanah air (Choirul Anam, 2010: 29). Bahkan setiap hendak dimulai kegiatan belajar, para murid diharuskan terlebih dahulu menyanyikan lagu perjuangan dalam bahasa Arab ciptaan Mbah Wahab sendiri.


Kini lagu tersebut sangat populer di kalangan pesantren dan setiap kegiatan Nahdlatul Ulama (NU), yakni Yaa Lal Wathan yang juga dikenal dengan Syubbanul Wathan (pemuda cinta tanah air). 


Benih-benih cinta tanah air ini akhirnya bisa menjadi energi positif bagi rakyat Indonesia secara luas sehingga perjuangan tidak berhenti pada tataran wacana, tetapi pergerakan sebuah bangsa yang cinta tanah airnya untuk merdeka dari segala bentuk penjajahan. 


Berikut Lirik Lagu Ya Lal Wathan:


يَا لَلْوَطَن يَا لَلْوَطَن يَا لَلْوَطَن
حُبُّ الْوَطَن مِنَ الْإِيْمَان
وَلَا تَكُنْ مِنَ الْحِرْمَان
اِنْهَضُوْا أَهْلَ الْوَطَن
إِنْدُونَيْسيَا بِيْلَادِيْ
أَنْتَ عُنْوَانُ الْفَخَامَا
كُلُّ مَنْ يَأْتِيْكَ يَوْمَا
طَامِحًا يَلْقَ حِمَامَا


“Pusaka hati wahai tanah airku
Cintamu dalam imanku
Jangan halangkan nasibmu
Bangkitlah, hai bangsaku!


Indonesia negriku
Engkau Panji Martabatku
Siapa datang mengancammu
‘Kan binasa di bawah durimu!”


Semangat nasionalisme Kiai Wahab yang berusaha terus diwujudkan melalui wadah pendidikan juga turut serta melahirkan organisasi produktif seperti Tashwirul Afkar yang berdiri tahun 1919. 


Selain itu, terlibatnya Kiai Wahab di berbagai organisasi pemuda seperti Indonesische studie club, Syubbanul Wathan, dan kursus Masail Diniyyah bagi para ulama muda pembela madzhab tidak lepas dari kerangka tujuan utamanya, yakni membangun semangat nasionalisme bangsa Indonesia yang sedang terjajah. 


Kiai Wahab telah membuktikan diri bahwa internalisasi semangat nasionalisme sangat efektif diwujudkan melalui ranah pendidikan. 


Hal ini dilakukan dengan masif di berbagai pesantren sehingga peran kalangan pesantren sendiri diakui oleh Bung Tomo sebagai lembaga yang sangat berperan dalam membangun keilmuan kokoh bagi bangsa Indonesia sekaligus dalam pergerakan nasional untuk mewujudkan kemerdekaan.


Pewarta: Wandi Ruswannur
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Cianjur Terbaru