Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya

Ubudiyah

Menepis Keraguan Puasa Rajab

Ilustrasi. (Foto: NU Online Jabar)

Bagi yang mau berpuasa Rajab, jangan ragu dengan informasi tentang rentetan keterangan hadits palsu seputar puasa Rajab. Yang jelas, ada hadits shohih riwayat Muslim dan Abu Daud yang  menerangkan bahwa Rasulullah Saw pun ikut berpuasa Rajab serta menganjurkan umatnya untuk berpuasa Rajab yang termasuk puasa Asyhurul Hurum (bulan yang dimuliakan) yang sangat utama dikerjakan setelah Ramadhan.

 

Adapun hadits yang menyebutkan fadhilah puasa Rajab hari pertama begini, hari kedua begitu dan lain sebagainya itu sejatinya belum ditemukan hadits shohih atau hasan; paling juga hadits dho'if atau hadits maudhu' (palsu).

 

Jadi langkah yang terbaik adalah kita berpuasa Rajab saja dengan mengambil dalil hadits shohih Abu Dawud, tanpa mempedulikan bakal dapat apa di hari pertama berpuasa Rajab, hari keduanya dan seterusnya. yang jelas, cukup bagi kita keterangan hadits riwayat al-Bukhori dan Muslim di mana Nabi Muhammad Saw menegaskan:


Baca Juga:
Sudah Terlanjur Puasa Rajab? Simak Penjelasan Berikut Ini

 

من صام يوما في سبيل الله عز و جل زحزح الله وجهه عن النار بذلك اليوم سبعين خريفا

 

“Barangsiapa yang berpuasa sunnah 1 hari saja karena Allah, maka Allah akan menjauhkan dirinya dari api neraka sejauh 70 musim hujan." (HR. Muttafaq 'alaih)

 

Bagaimana lagi jika kita berpuasa Rajab lebih dari sehari? Tentu kita akan sangat jauh dari neraka dan bertambah dekat kepada rahmat  dan ridho Allah.

 

Bagi yang tidak sanggup puasa Rajab sebulan penuh, bisa mengerjakannya secara puasa Senin-Kamis, atau puasa Daud (sehari puasa, sehari tidak), atau puasa terang bulan (ayyamul bidh) yakni tanggal 13, 14, 15 Rajab yang pahalanya terhitung puasa sebulan penuh. Yang rugi adalah mereka yang menyalahkan orang yang puasa Rajab dan tidak berpuasa Rajab. Wallahu a'lam bish showab


Baca Juga:
Ketentuan Puasa Rajab: Dalil, Niat, Waktu dan Keutamaannya

 

KH Cep Herry Syarifuddin, Pengasuh Pesantren Sabilurrahim

Editor: Agung Gumelar

Artikel Terkait