Ngalogat

Tanda Waqaf dalam Kehidupan

Rabu, 11 September 2024 | 09:17 WIB

Tanda Waqaf dalam Kehidupan

(Ilustrasi: NU Online).

Banyak tanda baca yang harus kita pelajari dan perhatikan saat membaca al-Qur'an. Misalnya, tanda waqaf bukan sekadar aturan bacaan, melainkan cerminan dari hikmah hidup yang Allah titipkan kepada manusia. Seperti halnya setiap waqaf mengajarkan kita untuk berhenti sejenak, hidup pun sering kali memerlukan momen-momen hening, agar kita bisa merenung dan memahami makna di balik setiap peristiwa.


Imam Ghazali pernah berkata, “Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan ini ibarat sebuah perjalanan yang panjang. Di setiap persimpangan, kita perlu berhenti sejenak untuk memastikan arah tujuan.”


Tanda waqaf mengingatkan kita akan pentingnya berhenti, menata kembali hati, dan merenungi makna dari setiap ayat yang kita baca, seperti halnya kita harus berhenti di persimpangan hidup untuk merenungi arah yang kita pilih.


Seperti waqaf yang memberi jeda di antara rangkaian ayat-ayat Allah, kekuasaan dunia juga hanyalah titipan sementara.


Dalam surat Al-Mulk (1-2), Allah berfirman:


“Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.”


Kekuasaan manusia akan selalu terbatas oleh kehendak-Nya. Saat kita diamanahi kekuasaan, seperti tanda waqaf, ada saatnya kita berhenti, menata niat, dan sadar bahwa segala yang kita miliki bersumber dari-Nya. Dan kekuasaan pun sebuah ujian untuk mencari tahu siapa yang amalnya lebih baik.


Hidup ini, dengan segala perhentiannya, adalah pengingat bahwa kita tidak selamanya berkuasa dan terus bergerak maju. Seperti membaca al-Qur'an, setiap waqaf adalah momen untuk mengingat bahwa segala sesuatu, termasuk perjalanan hidup dan kekuasaan kita, tunduk pada kehendak Sang Pencipta. Hanya Dia yang memberi izin kapan kita boleh melanjutkan langkah atau kapan kita harus berhenti.


Mereka yang tak tahu kapan harus berhenti sejenak, bagaikan menabrak tanda waqaf dalam membaca al-Qur'an.


Hidup ini gak nge-gas terus mas bro. Adakalanya injak rem. Dan nikmati perhentian sementara sebelum lanjut meneruskan membaca tanda-tanda kekuasaan-Nya.


KH Nadirsyah Hosen, Dosen di Melbourne Law School, the University of Melbourne Australia