Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya

Hikmah

Maraj Al-Bahrain Yaltaqiyan

Maraj Al-Bahrain Yaltaqiyan. (Foto: FB Husein Muhammad).

Mengenang hari-hari yang Indah di Konya, Anatolia. Turki. 2014. 


Syams dari Tabriz, Azerbaijan, Persia, mendesah dalam gelisah: "Aku adalah air yang berputar-putar dalam diriku sendiri dan telah  menjadi diam. Sebentar lagi akan menjadi bau. Lalu aku bertemu Rumi. Airku mulai mengalir dan terus mengalir, jernih, sedap dan melenyapkan dahaga." (Syamsi Tabrizi).  


Di Konya, usai ziarah dan salat di masjid Syams Tabrizi yang mungil, aku jalan kaki menuju satu tempat. Aku berhenti dan tertegun di depan sebuah prasasti. Aku membacanya :


Baca Juga:
Amalan Syekh Abu Bakr As-Syibli Hingga Dicium Keningnya oleh Nabi Muhammad SAW


"Di sinilah deburan "dua samudera" bertemu dan menumpahkan rindu. 30-Nopember 1244. Dua samudera adalah Syamsi Tamrizi (sang matahari) dan Jalal al-Din Rumi (sang purnama). Bagai disebut dalam al-Qur'an: "Maraj al-Bahrain Yaltaqiyan", tempat pertemuan Nabi Khidr dan Musa. As.  


Dulu, Platon, Aristoteles dan Iskandar Agung juga ke tempat ini. Di situ ada " Ma-ul Hayah" (Air Kehidupan). "Siapa yang minum air ini, dia tak akan mati". 


Baca Juga:
Inilah Waktu yang Disunahkan untuk Membaca Shalawat (I)


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU

Editor: M. Rizqy Fauzi

Artikel Terkait