Pergunu Depok Ikut Dorong Transformasi Pesantren di Forum Internasional
Kamis, 26 Juni 2025 | 15:32 WIB

1. Pengurus Pergunu, Abdul Mun’im Hasan bersama Menteri Pendidikan Menengah dan Dasar. Prof. Abdul Mu'thi. (Foto: NU Online Jabar)
Depok, NU Online Jabar
Pengurus Cabang Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PC Pergunu) Kota Depok turut hadir dalam International Conference on the Transformation of Pesantren yang digelar pada 24–26 Juni 2025 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
Konferensi internasional ini diikuti ratusan pimpinan pesantren dari berbagai daerah dengan mengusung tema “Pesantren Berkelas Menuju Indonesia Emas: Menyatukan Tradisi, Inovasi, dan Kemandirian.” Forum ini menjadi ruang strategis untuk membahas arah transformasi pesantren dalam menjawab tantangan zaman.
Mantan Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin saat membuka acara menekankan pentingnya pesantren untuk bertransformasi di tengah perubahan zaman.
“Pesantren adalah benteng moral bangsa. Namun, di era saat ini, pesantren tidak cukup hanya menjaga tradisi. Pesantren harus mampu beradaptasi dengan inovasi dan kemandirian ekonomi untuk menyongsong Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Menteri Agama RI dalam pidato kuncinya menyampaikan bahwa pemerintah mendukung penuh transformasi pesantren melalui berbagai program peningkatan mutu pendidikan, digitalisasi, dan penguatan kewirausahaan.
Konferensi ini juga menghadirkan sejumlah tokoh nasional dan internasional, di antaranya KH Said Aqil Siroj, Prof. Komaruddin Hidayat, dan pakar psikologi kognitif dari Australia, Prof. Stella Christie.
KH Said Aqil Siroj menekankan bahwa kemajuan pesantren tidak boleh mengorbankan akar tradisi dan nilai-nilai Aswaja. “Pesantren boleh maju dan inovatif, tapi jangan meninggalkan kearifan lokal. Itulah jati diri pesantren,” katanya.
Prof. Komaruddin Hidayat menggarisbawahi pentingnya kemandirian ekonomi bagi pesantren. “Pesantren harus jadi pusat pemberdayaan umat, bukan sekadar penerima donasi,” tegasnya.
Sementara Prof. Stella Christie mendorong integrasi sains dan teknologi dalam sistem pendidikan pesantren. “Pesantren punya potensi besar jika mampu memadukan kearifan lokal dengan teknologi modern,” ungkapnya.
Salah satu peserta dari Depok, Abdul Mun’im Hasan, yang juga pengurus PC Pergunu Depok dan perwakilan dari Pondok Pesantren Al Hamidiyah, Sawangan, mengaku mendapat banyak manfaat dari forum ini.
“Selain menambah wawasan, saya juga bisa bersilaturahmi dengan para kiai dan pengelola pesantren dari seluruh Indonesia,” ujarnya.
Ia menambahkan, berbagai gagasan yang diperoleh akan diupayakan untuk diterapkan di lingkungan pesantren Depok. “Pesantren harus siap menghadapi era digital, memperkuat ekonomi mandiri, dan tetap menjaga nilai-nilai tradisi,” tambahnya.
Tiga Hari Penuh Gagasan dan Kolaborasi
Selama tiga hari, konferensi diisi dengan simposium, diskusi panel, dan lokakarya yang membahas berbagai isu strategis seperti transformasi kurikulum, kewirausahaan, pemanfaatan teknologi dalam pendidikan, hingga peran pesantren dalam membangun perdamaian global.
Kegiatan ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam mempercepat transformasi pesantren menjadi lembaga pendidikan yang unggul, mandiri, dan berdaya saing, tanpa meninggalkan akar tradisi dan nilai-nilai keislaman.