Fayatat NU Depok Berikan Tips Agar Anak Belajar di Rumah dengan Menyenangkan
Kamis, 27 Agustus 2020 | 18:00 WIB
Bandung, NU Online Jabar
Orang tua dan guru kesulitan pembelajaran pola BDR (belajar di rumah), PC Fatayat NU Kota Depok Berikan tips anak senang belajar di rumah. Tips ini disampaikan dalam webinar Peran orang tua dan Guru dalam Pembelajaran Pola BDR, Kamis (27/8). Acara dihadiri Direktur GTK Paud Kemendikbud RI, Kadisdik Kota Depok, Ketua PCNU Kota Depok, Ketua PW Fatayat Jawa Barat Hirni Kifa Hazefa, dan dihadiri praktisi pendidikan di Depok, serta Kota dan provinsi lain di Indonesia.
Ketua Fatayat NU Kota Depok, Yuminah R menyampaikan gagasan ini berangkat dari keprihatinan dan masalah yang dihadapi bersama, baik orang tua, guru, maupun siswa. “Ini masalah kita semua. Belajar dari rumah tidak semua mudah. Banyak orang tua yang mengeluh, baik baik keluhan kuota maupun skill khusus.” Namun, pihaknya mengajak agar pada orang tua harus akrab dan adaptif dengan IT, termasuk juga anak dan guru.
Kesulitan pembelajaran BDR ini diamini Abdullah, Direktur GTK Paud Kemendikbud RI. “Indonesia telah menutup sekolah sejak awal Maret sehingga 60 juta siswa tidak dapat bersekolah. Meskipun nyaris 47 juta RT (66 %) memiliki akses internet, pembelajaran jarak jauh secara daring masih menyimpan tantangan,” paparnya.
Atas kendala itu, ia mengharapkan orang tua menerapkan proses belajar melalui bermain, jangan sampai pola ini banyak dilarang orang tua sehingga anak jenuh, stres, dan membuat jaringan orak banyak terputus.
Mengenai penerapan ibadah bagi anak anak, ia mengajak orang tua mendidik bagaimana anak diajari mengambil wudhu yang benar, sholat yang benar, tapi jangan dipaksa. “Ajak anak komunikasi, bermain, bekerja sama,” tegas Abdullah.
Narasumber praktisi pendidikan yang juga anggota Fatayat Depok, Meity H. Idris, memberikan tips tips agar anak mau belajar di rumah dengan santai dan menyenangkan.
Pertama, medidik dengan hati, bukan mendidik dengan emosi. Caranya, berikan kelembutan sikap bagaimana anak-anak usia dini perlu disayang, dimanja supaya nyaman di rumah. Langkah kedua adalah me-manage emosi, ada saatnya harus lembut, ada saatnya harus keras.
Langkah ketiga adalah menghindari suudzanisme (buruk sangka), dan hadirkan anak dalam doa. “Kalau anak susah diatur, orang tua dalam hatinya, sambil membelai anak, berdoa agar anak lembut hatinya,” tuturnya.
Cara keempat, mendidik dengan keteladanan, walaupun usia dini, dia adalah manusia yang harus dimuliakan. Walapun dia kecil, dia juga punya keinginan. Masalahnya, kurangnya pengetahuan tentang keteladanan. Apa yang kita sampaikan ke anak harus dilakukan juga dengan keteladanan.
Memberikan keteladanan membentuk karakter anak. Ia menyampaikan, orang tua seperti gudang ilmu yang berjalan, tapi tidak bisa merealisasikannya. “Caranya, apa yang biasa dilakukan di sekolah, perlu dilakukan juga di rumah. Kebiasaan yang baik ini akan terbawa sampai dewasa”
Menutup tips-tips belajar dari rumah, perempuan yang mengampu sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi di Jakarta menyampaikan tiga kata kunci. “kata kuncinya, sabar, syukur, dan doa,” pungkasnya.
Pewarta: Iji Zaelani
Editor: Abdullah Alawi