Seputar Jabar

TomTom Traffic Index Sebut Bandung Termacet, Farhan Siap Gandeng Kolaborasi Atasi Kemacetan

Rabu, 16 Juli 2025 | 11:00 WIB

TomTom Traffic Index Sebut Bandung Termacet, Farhan Siap Gandeng Kolaborasi Atasi Kemacetan

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan (Foto: Pemprov Jabar)

Bandung, NU Online Jabar
Pemerintah Kota Bandung menyambut positif hasil pemeringkatan TomTom Traffic Index yang menempatkan Kota Bandung sebagai kota termacet di Indonesia. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyatakan kesiapan untuk membuka ruang dialog dan kolaborasi dengan pihak TomTom guna merumuskan solusi berbasis data.


“Survei ini jujur saja baru saya dengar, tapi kalau benar TomTom merupakan lembaga internasional, saya ingin mengundang mereka ke Bandung untuk memaparkan langsung hasil surveinya,” ujar Farhan dikutip dari laman resmi Pemprov Jabar, Rabu (16/7/25).


Berdasarkan data TomTom Traffic Index, rata-rata waktu tempuh perjalanan sejauh 10 kilometer di Kota Bandung mencapai 33 menit. Farhan menilai, informasi ini dapat menjadi pijakan penting dalam menata kebijakan transportasi yang lebih tepat sasaran.


Ia menyebut bahwa Pemkot Bandung kini tengah menelusuri siapa pengelola resmi dari TomTom guna menjajaki kemungkinan kerja sama. “Kalau itu bisa menjadi biodata mobilitas, tentu sangat bermanfaat untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat,” katanya.


Farhan juga menyoroti titik-titik kemacetan yang terjadi di sejumlah ruas utama Kota Bandung. Salah satunya adalah Jalan Soekarno Hatta yang menjadi akses masuk dari arah barat, timur, dan selatan. Kemacetan di kawasan ini biasa terjadi pada pukul 06.00–10.00 WIB dan kembali padat pada pukul 16.00–20.00 WIB.


Sementara itu, di kawasan utara seperti Jalan Ir. H. Juanda, Sukajadi, dan Setiabudi, kepadatan lalu lintas cenderung dominan pada sore hingga malam hari.


“Ada pola mobilitas yang unik dan perlu dipetakan lebih akurat. Namun karena keterbatasan data, banyak asumsi yang belum terverifikasi,” jelasnya.


Menurut Farhan, kolaborasi lintas lembaga termasuk dengan penyedia data mobilitas seperti TomTom menjadi langkah strategis dalam pengembangan sistem transportasi yang berbasis teknologi.


“Kami terbuka untuk menjadikan data ini sebagai bagian dari sistem digital kota. Bisa dikembangkan lebih lanjut melalui pendekatan big data, bahkan blockchain,” ungkapnya.


Ia menambahkan, Kota Bandung perlu terus membuka ruang kerja sama teknologi untuk menjawab tantangan perkotaan secara adaptif.


“Sudah saatnya Bandung menyambut kolaborasi teknologi digital, demi meningkatkan kualitas hidup warga dan menuntaskan persoalan kemacetan dengan pendekatan yang lebih ilmiah,” pungkas Farhan.