• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Sejarah

Sejarah Terbentuknya JQHNU (1)

Sejarah Terbentuknya JQHNU (1)
Logo JQHNU (Foto-NUO)
Logo JQHNU (Foto-NUO)

Bandung, NU Online Jabar 
Jam’iyyatul Qurra wal Huffaz Nahdlatul Ulama (JQHNU) merupakan salah satu badan otonom (banom) Nahdlatul Ulama yang beranggotakan para qari-qariah, hafiz-hafizah, para pecinta Al-Qur’an yang bernaung di bawah Nahdlatul Ulama (NU).


Menurut Ensiklopedia NU (NUPedia), sebenarnya telah berkembang komunitas-komunitas penghafal dan pecinta seni membaca Al-Qur’an di Indonesia meskipun berskala lokal. Pada abad 19, di sejumlah daerah telah muncul perkumpulan ahli qurra wal huffaz, antara lain:


1.    Jam’iyyatul Huffaz di Kudu, Jawa Tengah 
2.    Nahdlatul Qurro di Jombang, Jawa Timur
3.    Wihdatul Qurra di Sulawesi Selatan
4.    Persatuan Pelajar Ilmu Qira’atil Qur’an di Banjarmasin 
5.    Madrasatul Qur’an di Palembang 
6.    Jam’iyatul Qurra di Medan 


Setelah Indonesia merdeka, KH A Wahid Hasyim yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Agama (Menag) memiliki inisiatif membentuk organisasi ahli qurro wal huffaz yang sifatnya nasional. KH Wahid Hasyim sangat mendukung upaya pengembangan seni baca dan penghafalan Qur’an karena ia merupakan pecinta seni ini sekaligus seorang yang hafal Al-Qur’an 30 Juz. Idealnya tentang pendirian organisasi ini dicetuskan pada 17 Ramadhan 1370 H di kediamannya dalam sebuah acara buka puasa bersama sekaligus acara haul salah satu orang tuanya. Ia mengusulkan nama Jam’iyyatul Qurra wal Huffaz. 


Ia kemudian membentuk sebuah tim yang dipimpin oleh KH Abu Bakar Aceh untuk menyusun AD/ART, membentuk komisariat di wilayah provinsi, kabupaten dan kota besar, persiapan kongres pertama, menghubungi para ulama qurra wal huffaz dan melengkapi susunan pengurus besar. 


Setelah bekerja mempersiapkan diri, Jam’iyyatul Qurra wal Huffaz diresmikan oleh KH Wahid Hasyim dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad pada tanggal 12 Rabiul Awwal 1371 H bertepatan dengan 15 Januari 1951 di rumah H Asmuni di Sawah Besar Jakarta. 


Adapun berikut ini susunan pengurus JQHNU periode 1951-1953: 


1.    Penasihat
a.    KH Abdul Wahab Hasbullah 
b.    KH A Wahid Hasyim
c.    KH A Abdul Karim 
d.    KH Djamhur 


2.    Pengurus Harian (Pengurus Besar)
a.    Ketua Umum: KH Abu Bakar Aceh 
b.    Ketua I: KH Darwis Amini
c.    Ketua II: KH Nazaruddin Latif
d.    Sekretaris I: Muhammad Nur
e.    Sekretaris II: KH Tb Manshur Ma’mun 
f.    Bendahar I: H Asmuni 
g.    Bendahara II: H Abdul Karim Martam 


3.    Anggota 
a.    KH M Karim Bakri 
b.    KH M Roji’un 
c.    KH A Nahrawi 
d.    Zainal Arifin Datuk 
e.    Rd A Djawahir Dahlan 
f.    Abdullah Lidi 
g.    Sayyid Ubaidillah Assirry 
h.    Sayyid Hasan Alaidrus 
i.    KH Muhammad Saleh 
j.    KH Muhamad Djunaidi 


Dengan keseriusan dan kerja keras, hanya dalam waktu satu tahun, organisasi ini telah mampu membentuk 50 wilayah dan cabang di seluruh Indonesia. 


Beberapa kegiatan yang dilaksanakan lembaga ini adalah mengadakan seleksi terhadap qari yang akan membacakan Al-Qur’an di sejumlah radio di tanah air seperti RRI Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Palembang. Mereka juga dipercaya oleh Kementerian Agama cq Lajnah Pentashih Al-Qur’an untuk menjadi anggota tema Pentashih Al-Qur’an dan menyelenggarakan kursus kader qari. (Bersambung)


Sejarah Terbaru