• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Selasa, 30 April 2024

Sejarah

Pak Sutsen Pernah Jadi Kemenag Jabar

Pak Sutsen Pernah Jadi Kemenag Jabar
Kakanwil Kemenag Jabar tahun 1951 R. Sutisna Senjaya. Foto: Dok. Keluarga.
Kakanwil Kemenag Jabar tahun 1951 R. Sutisna Senjaya. Foto: Dok. Keluarga.

R. Sutisna Senjaya atau Pak Sutsen, ternyata pernah menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat. Posisi itu didudukinya sampai Juni 1951.
Harian Het Vaderland, 30 Juni 1951, menurunkan berita soal laporan Kakanwil Kemenag Jabar kepada otoritas tertinggi di Jabar.

“R. Soetisna Sendjaja, Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Jawa Barat, telah menyampaikan laporan kepada Gubernur dan para pemegang otoritas di Jawa Barat tentang situasi umum di Priangan Timur yang terungkap beberapa bulan terakhir ini.

Informasi berikut ini berasal dari laporan tersebut. “Rakyat pada umumnya, para kiai khususnya, 'bingung' (putus asa), apatis, merasa terjebak antara Darul Islam dan aparat penguasa, terutama antara DI dan tentara kita sendiri.”

Laporan tersebut mendesak pemerintah agar menjalin kerjasama yang erat antara kiai di desa- desa dengan pihak yang berwenang, karena mereka adalah pemimpin dan sumber informasi di desa dan kampung.

Laporan itu rupanya menjadi kegiatan terakhirnya sebagai Kakanwil Kemenag Jabar. Untuk selanjutnya, Pak Sutsen menjadi Kakanwil Kemenag Jakarta Raya. Menurut salah seorang puterinya, Sutarmi, kepindahan itu atas permintaan Presiden Soekarno. Posisi itu didudukinya mulai dari Juli 1951 sampai dengan Juli 1952.

Sosok Pak Sutsen memang fenomenal. Sebagai anggota Paguyuban Pasundan, ia pernah menjadi anggota Dewan Kota Bandung. Setelah pindah tugas ke Tasikmalaya, ia terpilih sebagai anggota Dewan  Kabupaten Tasikmalaya yang didudukinya selama delapan tahun.

Pada masa Jepang, ia menjadi anggota DPRD Karesidenan Priangan (Syu Sangikai), anggota Chuo Sangi-in, dan Ketua Badan Penolong Keluarga Korban Perang Priangan dan Tasikmalaya. Tugas BPKKP adalah menampung mantan anggota PETA dan HEIHO sebelum kemudian menjadi TKR dan selanjutnya TNI.
Terpilihnya Pak Sutsen sebagai pejabat penting Kemenag tentu tak lepas dari posisinya sebagai tokoh Nahdlatul Ulama. Selain pernah menjadi Ketua Tanfidziyah cabang Tasikmalaya, Pak Sutsen juga pernah menjadi Ketua Konsul NU Priangan. Pengetahuan agamanya yang mumpuni, itu hasil belajar kerasnya kepada para kiai di Tasikmalaya. Sekalipun usianya tidak muda lagi dan sudah menjadi tokoh terkenal, Pak Sutsen mau belajar dari nol. Tak heran kalau sosoknya dihormati kawan dan disegani oleh lawan.

Penulis: Iip D. Yahya


Sejarah Terbaru